*Peparnas XVI Papua 2020
Evy Yunita Pohan : Terpuruk Lalu Bangkit Dan Berprestasi
MEDANSPORT.ID - MEDAN - Evy Yunita Pohan - Sidang perkuliahan selesai sekira pukul 09.00 WIB. Gadis itu tersenyum bahagia. Karena sidang telah dilalui dengan baik. Selayaknya mahasiswi lain, kebahagian itu juga disambut kawan kawannya.
Mereka saling bertukar cerita. Tidak hanya soal sidang, tetapi banyak hal lainnya. Termasuk meramu masa depan.
Keesokan harinya, gadis yang diketahui bernama Evy Yunita Pohan anak dari pasangan Almarhum Gorga Pohan dan Salmah Nasution itu beranjak keluar dari tempat tinggalnya untuk berbelanja.
Selama menimba ilmu di Kampus Pelita Bangsa, Evy bermukim di rumah saudaranya di Kota Binjai. Sepeda motor pun dinyalakan menuju pasar. Evy ingat betul, saat itu pukul 10.00 WIB. Lalu lintas di jalan Perintis Kemerdekaan tepatnya di kebun Lada depan asrama 121 sunyi. Tidak ada siapa-siapa.
“Brakkkk....,” suara benturan itu sangat kuat. Sepeda motor yang dikendarai Evy tiba tiba melaju kencang sekali. Reflek tubuhnya pun merespon. Tangannya meraih rem. Dan berhasil. Namun sepeda motor itu terus saja melaju hingga puluhan meter. Sadarnya waktu itu seperti hilang sekejap. Begitu tersadar, Evy melihat tubuhnya sudah berada di pinggir jalan. Kakinya tertimpa sepeda motornya. Begitu sepeda motor diangkat, dilihatnya kakinya hancur. Evy Yunita Pohan langsung dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Karena mengalami luka yang sangat serius, kenyataan pahit harus diterimanya. Kaki Evy harus diamputasi.
“Peristiwa itu terjadi tahun 2017 bang,” kenang Evy kepada Medansport.id, kemarin.
Dengan kondisi memiliki satu kaki, sebagai manusia biasa, Evy sempat merasa sedih dan berkecil hati. Apalagi jadwal wisuda sangat dekat. Pun begitu kesedihannya dia sudahi. Proses wisuda selesai juga.
Bangkit dan Berjuang
Setahun berlalu, Evy berkenalan dengan ibu Sri. Ibu Sri merupakan Ketua Nastional Paralympic Committee (NPC) Indonesia kota Binjai. Perkenalan itu membuat semangat Evy tumbuh. Apalagi, ibu Sri selalu mengarahkan Evy untuk menjadi atlet renang. Namun peluang sangat jauh. Akhirnya, mereka bertemu dengan Pak Alan Sastra Ginting. Pak Alan yang merupakan Ketua NPC Sumatera Utara ini mengenalkan atletik balap kursi roda.
Sejalan dengan tujuan Pak Alan, gadis manis ini menyukai olahraga ini. Setiap hari dia bekerja keras dan bangkit untuk berjuang.
“Hari pertama latihan tangan saya ini lecet-lecet bang. Perih. Namun itu terus saya jalani dengan tekun. Saya kok yakin ini jalan saya. Target saya pertama waktu itu ikut Pelatnas. Dan saya berhasil,” ucapnya.
Keberhasilan itu, diakuinya sebagai energi baru. Setiap kali jadwal latihan, prosesnya di jalani dengan serius. Hingga 2019 saat Kejurnas di Solo dengan memboyong mendali emas. Langkah ini pula yang membawa namanya mendapatkan tiket menuju ajang Pekan Paralimpik Nasional (PEPARNAS) Papua.
“Di PEPARNAS ini saya akan turun di nomor 400, 800 dan 1500 meter. Harapannya bisa membawa kembali medali emas untuk membanggakan Sumatera Utara,” tegasnya.