*PON Papua 2020
Miranda, Anak Langkat Yang Ingin Persembahkan Medali Dari Cabor Muaythai
MEDANSPORT.ID- MEDAN-- Membawa nama daerah seyogyanya menjadi hal yang membanggakan bagi setiap atlet. Ya begitulah kesan yang dirasakan Miranda Agustia. Rasa bangga dan haru menjadi satu kala itu.
Ya, mahasiswi UNIMED semester 3 Fakultas Ilmu Keolahragaan ini mendapat kepercayaan menjadi duta Sumut dalam kancah nasional tepatnya PON XIX Papua 2020. Turun di kelas 48 Kilogram pada cabang olahraga Muaythai, tentu ada misi yang akan dibawanya.
Apakah persiapan yang telah dilakukan demi meraih mimpinya? dan bagaimana Miranda panggilan akrabnya itu bisa mengenal dan jatuh cinta terhadap olahraga Muaythai hingga menghantarkannya ke even olahraga empat tahunan itu? Berikut pengakuan si atlet kelahiran Langkat 18 tahun silam, kepada Medansport.id belum lama ini.
Miranda mengaku awalnya dia memiliki basic di olahraga beladiri karate. Sejumblah kejuaraan pun pernah diikutinya. Bahkan, wanita penggemar film ini pernah mengikuti kejuaraan karate pada Piala Gubernur 2016, dan berhasil menyabet juara 2. Tak hanya itu, Miranda juga pernah meraih juara 1 Binjai Open 2019 lalu.
Namun, bagaimana bisa Miranda justru akhirnya memilih Muaythai. Tak lebih karena melihat bakatnya yang tersimpan dan mengalir dalam tubuhnya yang begitu menguasai beladiri.
"Sewaktu saya sekolah di SMA N 1 Sei Bingai Langkat, saya ditawari sama guru olahraga saya Pak Zul Amri Kaban untuk ikut Muaythai. Karena katanya ada peluang bagus untuk main ke Porwil sekaligus seleksi PON. Nah ya sudah saya ikut saja, latihan selama 3 bulan lalu ikut seleksi, akhirnya lulus main ke Porwil. Alhamdulillah di Porwil saya juara dan dapat tiket untuk ke PON," kenangnya.
Miranda pun tak menyangka proses yang tak terlalu panjang itu menghantarkannya menjadi duta Sumut. Tentu dirinya mengaku bersyukur dan akan intens latihan demi mimpinya meraih prestasi.
Anak dari Bahagia Sinulingga dan Supiatik ini cukup antusias untuk terus fokus latihan dan tentu saja Miranda yang memiliki dasar dasar ilmu bela diri ini dapat dengan cepat mengikuti arahan pelatih Cristina Monti.
Porwil Bengkulu 2019 merupakan pertandingan Muaythai perdananya yang menghantarkan Miranda mendapatkan medali perak dan sekaligus mendapatkan tiket ke PON Papua.
Hal itu terang saja semakin memotivasinya untuk terus latihan dan tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada untuk bertanding di kancah nasional.
"Di bawah asuhan pelatih Pelatda Bartineus, yang dilakukan pastinya memantapkan fisik dan strategi tehnik bagaimana nanti menghadapi lawan dan selalu menjaga kondisi supaya tetap fit sampai hari H," ungkap atlet penyuka makanan sambal ikan dan tempe ini.
Miranda tak sendiri nantinya. Ada harapan besar, doa, dan tentunya dukungan yang terus mengalir dari keluarga tuk menemaninya meraih mimpi di Papua.
"Harapan keluarga selalu mendukung dan memberi semangat berharap bisa berhasil di PON nanti dengan pulang membawa medali," tutupnya. (*)