*PON Papua 2020
Ingin Ukir Sejarah Baru, Lukman Tekad Bawa Emas Silat Dari Papua
MEDANSPORT.ID- MEDAN-- Ingin menaikan derajat keluarga lewat prestasi serta menorehkan sejarah baru di Sumut dengan membawa pulang medali emas adalah cita-cita Lukman Hakim Matondang.
Besar dari keluarga sederhana, buah hati dari pasangan Ishak Matondang dan Almarhumah Rohimah Marpaung ini juga memiliki keinginan mulia bisa membanggakan keluarga.
Ya, sepenggal kisah dan harapan itu disampaikan Lukman si atlet pencak silat yang akan berjuang di PON Papua 2020 (Kelas G putra 75-80 kg) saat bercerita dengan Medansport.id belum lama ini.
Menurut pengakuan bungsu dari lima bersaudara ini, perjalanan panjang telah dilaluinya. Dari awal mula dirinya mengenal olahraga silat hingga menghantarkannya meraih prestasi baik skala nasional hingga internasional.
"Pada usia 12 tahun saya sudah kenal dan cinta dengan pencak silat. Saya juga tertarik sama hobi ini, untuk bisa membuktikan bahwasanya pencak silat bukan bela diri kampung saja. Tetapi juga dapat melestarikan budaya kita juga," ujar atlet kelahiran Air Joman Asahan, 25 tahun silam itu.
Lukman pun mengasah bakatnya di Perguruan KUTP SLATAN (Kombinasi Pencak Silat Asahan) dengan bimbingan guru Kasiron. Lewat latihan dan kerja kerasnya Lukman berhasil menorehkan sejumlah prestasi baik nasional dan internasional.
Kejuaraan pertamanya saat itu Popdasu pada 2014 silam. Saat itu Lukman berhasil menjadi yang terbaik. Prestasinya terus berlanjut yakni menyabet juara 2 Popwil (2015), juara 2 Kejurda Dewasa (2016), dan juara 1 Kejurda Dewasa (2018).
Tak itu saja, Lukman juga menjadi yang terbaik pada Pro-Propsu (2019), dan juara 3 Pra-PON 2020.
"Untuk pertandingan internasional pernah juga juara 2 Champions Pulau Pinang 2018 Malaysia dan juara 2 Champions Thailand," kenang Lukman.
Hanya saja, di balik torehan prestasinya yang mengkilap, Lukman justru mengaku sempat berhenti sejenak dari olahraga yang membesarkan namanya itu demi menggeluti sebuah pekerjaan yang memberinya penghasilan. Padahal, Lukman kala itu berkesempatan besar menembus PON.
"Jadi saat itu juara 1 Kejurda 2018 masuk atlet Pelatda Pra PON, tapi saya enggak lanjut dan berhenti selama beberapa bulan. Waktu itu ada kerjaan gajinya besar dan saya di situ sangat butuh untuk bantu orang tua, jadi saya tinggalkan beberapa bulan dan membuang kesempatan emas di depan mata," ungkapnya.
Beruntung setelah proyek kerja berakhir, kesempatan kedua di dunia silat kembali menghampirinya.
"Karena yang juara 2 nya masuk tim Pelatda Pra PON, pelatih sampekan ke saya ada kesempatan untuk naik ke Pra PON dan ini kesempatan terakhir. Kalau saya bisa mengalahkan tim Pelatda Pra PON di Pro-Propsu saya yang berangkat ke Pra PON. Di situ sempat berfikir sejenak dan akhirnya ngambil keputusan bahwa saya harus lanjut latihan lagi," ujar Lukman.
"Terus saya jumpa di babak penyisihan sama atlet Pelatda itu dan langsung saya kalahkan. Di situ saya senang kali karena Allah masih beri kesempatan lagi padahal udah sempat saya tinggalkan," sambungnya lagi.
Lukman menegaskan jika dirinya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan keduanya dan memasang target tinggi di Papua nanti.
"Emas PON pastinya. Seandainya tercapai saya ingin persembahkan untuk ayah dan untuk almarhum mamak biar keluarga saya bangga dan gak dikucilkan. Karena harapan keluarga, saya bisa membuktikan ke semua orang yang memandang remeh kalau saya bisa juara dan bawa emas untuk ayah. Begitu juga pelatih yang berharap saya bisa membuat sejarah baru di Sumut dan membuktikan saya bisa juara di PON," sebutnya.
Demi meraih mimpinya, Lukman yang akan turun di kelas G putra 75-80 kg intens mengikuti latihan di bawah arahan pelatih Pelatda , Agung Darmawan, Apriansyah dan Sutrisno.
Terus berlatih tanpa ada batas dan selalu berdoa, menambah keyakinan Lukman untuk bisa mempersembahkan yang terbaik bagi dirinya, keluarga dan Sumut khususnya. (*)