*PON Papua 2020
Rahmad Atlet Silat Dari Tebing, Bertekad Naik Podium Dan Persembahkan Medali

MEDANSPORT.ID- MEDAN-- Di balik kesederhanaannya, ternyata ada bakat yang tersimpan dalam diri Tri Rahmad Sampurno.
Siapa sangka, di awal keikutsertaannya dalam ajang olahraga daerah untuk Cabor Silat, buah hati dari pasangan Sakri dan Muliana langsung meraih juara pertama. Bakatnya ini jugalah yang kini menghantarkannya dalam even empat tahunan PON Papua 2020 nanti.
Bagaimana awal kisah si anak Tebing Tinggi ini bisa menyukai silat hingga akhirnya tertarik dan menekuni bahkan menjadi atlet andalan Sumut nantinya? Rahmad panggilan akrabnya itu menceritakan kepada medansport.id belum lama ini.
"Awal mula sewaktu masih SMP di sekolah ada pengembangan diri pencak silat , setiap sore saya lihat kakak kelas latihan terlihat seru belajar bela diri. Dari situlah mulai ikut mendaftar. Beberapa tahun kemudian ada event pertandingan Popda , nama saya di daftarkan oleh pelatih untuk mengikuti event tersebut. Alhamdulillah pertama kali turun bertanding dapat juara 1," kenang anak ketiga dari lima bersaudara itu.
Prestasinya itu juga menghantarkan kecintaan yang mendalam terhadap Silat dan memutuskan fokus menekuni beladiri pencak silat.
Untuk mengembangkan bakatnya Rahmad pun menempa ilm di perguruan pencak silat Bangau Putih yang diasuh oleh guru besar Almarhum Nurdin Ahmad Jambak.
"Untuk melatih spesialisasi saya di seni baku tunggal dilatih oleh Heri Kiswanto dan Bu Rukiyani yang telah melatih saya semenjak di Tebing Tinggi," ucap atlet penyuka nasi goreng dan sate ini.
Sejumlah prestasi indah pun terus hadir dan mewaranai kehidupannya, hingga akhirnya berkesempatan mengikuti Pelatda dalam persiapan menatap PON. Ya, untuk melatih seninya kini Rahmad tengah intens berlatih di bawah asuhan pelatih Pelatda, Sutrisno.
Ditanya tentang prestasi yang telah diraih, Rahmad coba mengingatnya kembali.
"Kejurda Medali Emas 2017, 2018 , Open Tournamen 2019 (emas), Porprovsu 2019 (emas), kejuaraan Open di Thailand 2017 (perak) dan Kejurnas 2019 (perak)," ungkapnya
Di antara semua prestasinya Rahmad mengakui ada kesan yang tertinggal dan begitu indah untuk dikenang dan bakal menjadi cerita di waktu yang akan datang nantinya.
"Saat Open Tournament 2019, waktu itu lagi cedera dikarenakankan seminggu sebelum pertandingan saya kecelakan naik motor, kaki terkilir dan luka-luka ringan. Alhamdulillah bisa dapat medali Emas juga. Itu momen yang tak disangka juga. Walau tak begitu fit tetap bisa juara," ujar Rahmad.
Bagi Rahmad keyakinan dan kerja keras adalah kunci keberhasilan. Itu jugalah yang akan memacu dirinya agar bisa naik podium dan meraih medali dari spesialisasinya nomor seni tunggal putra.
"Persiapan untuk PON Papua ini Alhamdulillah cukup baik dari segi fisik, teknik dan mental, karena persiapan lebih lama juga di banding dari persiapan di Kejurnas Pra PON 2019 kemarin," ucapnya mengakhiri. (*)