*Peparnas XVI Papua

Atlet Hijabers Ini Bilang ‘Tak Ada Mimpi Yang Terbuang’

MEDANSPORT.ID - MEDAN - Perusahaan Gas Negara (PGN) Open merupakan petaka bagi Mira. Itu terjadi pada enam tahun silam, tepatnya 2015. Cewek berhijab bernama asli Ainin Trisea Yunanda saat itu masih menggeluti olahraga Karate. Padahal di tahun yang sama itu pula penyuka penganan Sate ini sedang mengikuti seleksi Pra PON Persiapan.

Gelaran PGN Open di Gedung Serbaguna Unimed membuatnya dislokasi. Apa penyebab? "Ya, kala itu aku cedera. engsel pinggulku lepas ke atas dan dari situ aku jadi atlet disabilitas," kenang ragil tiga bersaudara ini.

Sedikit menengadahkan kepala ke atas, Mira kembali mengeluarkan suara saat berbincang dengan kru MEDANSPORT.ID. Seolah dia ingin mengubur masa lalu yang membuatnya terpaksa beralih di bidang olahraga lain.

"Karena kejadian itu, kaki kiriku pendek 15 centimeter, bang," ujar Mira mengisahkan. Setelah peristiwa itu, hari-hari Mira lebih banyak digunakan untuk merenung. Mira pun down. Tak pelak, untuk mengobati engselnya tersebut, dia dibawa berobat ke alternatif.

"Masa pemulihannya setahun, bang," singkatnya lagi. Sayang sungguh sayang, setahun berobat alternatif belum jua membuahkan hasil yang maksimal. Langkah terakhir terpaksa diambil. Yakni menjalani operasi.

Ya, kaki Mira dipasang pen. "Pen yang ditanam di kakiku akan dibuka sebulan kemudian. Tapi, ya lagi-lagi lah, pen yang dipasang di kakiku ngak ada yang jadi. Karena pennya gak ada yang jadi, terpaksa dilakukan operasi kedua," terang putri kesayangan dari Dumaria ini.

Rupanya pilu Mira tak sampai di situ saja. Nah, ketika dipasang pen yang kedua, toh kembali terjadi masalah. Kali ini pen yang dipasang patah di dalam. Belum juga menyerah, Mira disarankan untuk pemasangan pen yang ketiga. Usai pemasangan pen ketiga, kondisi kaki Mira malah tak normal seperti layaknya.

"Cacat lah, bang. Untuk berdiri dan berjalan agak susah karena biasanya normal," tukasnya tersenyum.

Selanjutnya 1 2 3