*Peparnas XVI Papua

Atlet Hijabers Ini Bilang ‘Tak Ada Mimpi Yang Terbuang’

Mira, gadis hitam manis ini berusaha bangkit dari keterpurukan. Meski awalnya berontak atas keadaannya, tapi secercah harapan muncul di hadapannya. Sang atlet kelahiran Medan, 5 September 1994, itu bertemu dengan temannya. Perlahan teman sejatinya kemudian membangkitkan semangat Mira.

Pengidola Rosa lewat tembang TEGAR ini pun berusaha tak bermuramdurja. Ketegaran hati seorang Rosa membuncah cita-citanya. Seolah dalam hidup Mira itu tak ada mimpi yang terbuang sia-sia. Sebab mimpi adalah harapan, pun dalam kondisi sekarang yang disabilitas. "Aku pun dikenalkan dengan sejumlah atlet yang disabilitas. Pas pula memang setelah kejadian itu aku tetap berusaha maksimal untuk lebih mengasah jiwa atletku," imbuh Mira.

Sesama atlet disabilitas, Mira tak lagi canggung. Rasa percaya dirinya tumbuh. Seiring perjalanan waktu, Mira pun mulai meraih mimpinya. "Ketua NPC Sumut bapak Alan Sastra Ginting nge-WA aku. Dia nawari buat jadi atletik. Dan aku langsung menerima tawarannya," sambut dara yang bemukim di Jalan Tanjung No. 11, Sekip, Medan Petisah.

Gairah Mira kian meningkat setelah resmi bergabung di National Paralympic Committee (NPC) Sumatera Utara (Sumut). Walu pun di NPC Mira belum pernah mengikuti pertandingan, namun Ini merupakan raihan prestasi yang akan dibuktikannya menjadi yang terbaik di Peparnas Papua nanti.

Mira akan turun di nomor duduk lempar lembing dan tolak peluru. Di bawah asuhan Dodi Sihombing dan empat asisten pelatih, Mira optimis mampu mempersembahkan hadiah terbaik buat warga Sumut.

Disinggung mengenai persiapannya, Mira cuma singkat menjawab. "Yang utama ibadah, kedua latihan pagi sore sesuai program dari pelatih, dan terus koreksi di mana kurangnya dalam latihan biar bisa memperbaiki lagi," serunya.

Selanjutnya 1 2 3
Penulis: Joko Heriyanto
Editor: Dollar Parinduri

Baca Juga