MEDANSPORT.ID – MEDAN – Final digelar pada Sabtu 23 Februari 1985 di Stadion Utama Senayan Jakarta dengan dipimpin wasit Jafar Umar. Partai Final ini mengulang Final Divisi Utama Perserikatan PSSI 1982/1983 yang digelar pada 10 November 1983 yang juga mempertemukan PSMS dengan Persib.

Beberapa nama yang tampil pada 1983 masih memperkuat kedua tim. Dari PSMS ada Ponirin Meka, Sunardi B, Sunardi A, Sakum Nugroho, Hadi Sakiman, Musimin, R.S Bangga Gultom dan Ahmad.

Dari Persib ada Sobur, Robby Darwis, Adjat Sudrajat, Wawan Karnawan, Dede Iskandar, Kosasih dan Suryamin.

PSMS Medan pada tahun 1985 ini dilatih oleh Parlin Siagian didampingi oleh sang kapten Sunardi B sebagai asisten pelatih. Sedangkan Persib Bandung dilatih Nandar Iskandar didampingi Indra Thohir sebagai asisten pelatih.

Aksi striker PSMS Medan M. Siddik memperdaya bintang Persib Sukowiyono di Final Divisi Utama Perserikatan PSSI 1985 di Stadion Utama Senayan Jakarta. Tampak bintang Persib Adjat Sudrajat menyaksikan dari jauh.

Parlin Siagian sebagai pelatih PSMS melakukan perubahan mengejutkan di Final ini karena memainkan M.Siddik sebagai starter menggantikan top skor PSMS Mamek Sudiono

Pertandingan sempat tertunda karena penonton yang meluber hingga pinggir lapangan.

Babak Pertama

Sejak pluit awal ditiup Jafar Umar, tanda dimulainya babak pertama, pertahanan PSMS Medan terus ditekan Persib Bandung. Pemain-pemain Persib Bandung melalui trio Ajat Sudrajat, Wawan Karnawan dan Iwan Sunarya bernafsu untuk membalas kekalahannya di final 1983 dan putaran final 1985. Beberapa kali kiper Ponirin Meka dicoba oleh tembakan jarak jauh maupun heading pemain-pemain Persib.

Para suporter Bandung yang menguasai sebagian besar stadion Utama Senayan Jakarta, menjadi terbungkam ketika kapten PSMS Sunardi B mendapat umpan dari Amrustian. Sunardi B melihat M. Siddik punya ruang tembak dan langsung memberi umpan silang.Bola silang segera saja dimanfaatkan M. Siddik yang dengan dingin akhirnya berhasil merobek gawang Sobur.

Aksi Kiper PSMS Ponirin Meka menghalau serangan Persib di Final Divisi Utama Perserikatan PSSI 23 Februari 1985. Tampak centre back PSMS Sunardi A berjaga – jaga.

Gol kedua terjadi di menit ke-34. Berawal dari tendangan bebas Sakum Nugroho yang diteruskan Nirwanto kepada M. Siddik. Dengan cepat M. Siddik mendribel bola menusuk kotak penalti dan kembali merobek gawang Persib yang dikawal Sobur.

Sementara peluang Persib di babak pertama tercatat di menit ke-41. Pada tendangan bebas yang diambil Kosasih, bola diterima oleh Adjat Sudrajat yang terlepas dari pengawalan Hamdardi. Tapi tendangan Adjat naik di atas mistar gawang Ponirin.

Babak Kedua

Di babak kedua pemain-pemain PSMS tampil tak sehebat di babak pertama. Sementara Persib meningkatkan tempo permainan. Namun tembok pertahanan PSMS yang dikawal Sunardi A dan Suheri berdiri kokoh.

Bahkan akibat frustrasi menemui benteng tangguh pertahanan berlapis PSMS Medan, pemain-pemain Persib mencoba memancing permainan keras. Di menit ke-47 Adjat Sudrajat nyaris memperkecil kekalahan timnya. Ketika di dalam satu serangan sporadis berhasil melewati Sunardi A. Tapi ketika Adjat sudah berhadapan dengan kiper Ponirin Meka, penjaga gawang handal itu dengan berjibaku menerkam bola dari kaki Adjat yang hendak mengayunkan kakinya.

Persib berhasil memperkecil ketinggalan di menit ke-65. Dalam satu kemelut libero PSMS Sunardi A terjebak hands ball dalam kotak penalti. Wasit Jafar Umar langsung menunjuk titik putih. Iwan Sunarya berhasil menyelesaikan tugas eksekusi itu dengan baik. Skor berubah menjadi 2-1.

Kemudian Persib menyamakan kedudukan di menit ke-74. Bermula dari tendangan penjuru Iwan Sunarya dan berhasil disundul Adjat Sudrajat ke tiang gawang PSMS. Sedangkan kiper Ponirin sudah terlanjur salah posisi.

Walaupun Persib mencoba makin meningkatkan tempo permainan dengan menggencarkan tekanan ke pertahanan PSMS, tapi hingga pluit panjang tanda usainya pertandingan berbunyi di babak kedua ini, skor tak berubah 2-2.

Babak Perpanjangan Waktu

Dalam perpanjangan waktu, Adjat Sudrajat dan kawan-kawan yang ngotot menambah gol kemenangan, memaksa pemain-pemain PSMS mengikuti tempo permainannya, yaitu keras dan sportif.

Akibat pola penampilan tersebut membuat wasit Jafar Umar memberikan kartu kuning terhadap Suryamin di menit ke-92 yang membuat pelanggaran terhadap Mamek Sudiono yang masuk menggantikan M.Siddik

Persib mencoba memancing Sunardi B dan kawan-kawan untuk melayani permainan keras tersebut. Hingga akhirnya di menit ke-98 nyaris terjadi baku hantam antara Nirwanto dan Kosasih. Kejadian tersebut berawal ketika Nirwanto yang sedang menggiring bola tiba-tiba disambar kakinya oleh Kosasih. Walau demikian wasit hanya memberi peringatan terhadap Kosasih hingga wasit sempat diptotes pemain – pemain PSMS

Di babak kedua perpanjangan waktu itu, tempo permainan makin meningkat, sehingga membuat penonton yang berjumlah 150.000 itu merasa puas, tapi tetap “jantungan” dan was-was menanti hasil akhir pertandingan.

Pelatih PSMS Parlin Siagian didampingi Manajer Bawono memberi instruksi sebelum perpanjangan waktu Final 1985

Musimin dan kawan-kawan yang mengambil alih penyerangan dan kendali permainan mulai meneror lini pertahanan Persib.Hadi Sakiman nyaris mencetak gol bagi PSMS di menit ke-114 lewat tusukan mautnya.

Begitu Persib Bandung melalui sundulan kepala Adjat Sudrajat hampir saja membobol gawang Ponirin Meka

Kartu kuning dihadiahkan wasit Jafar Umar kepada Robby Darwis di menit ke-118, karena menendang kiper Ponirin Meka yang sudah menguasai bola. Dan akibat perbuatan Robby Darwis itu nyaris terjadi baku hantam yang mengundang pihak keamanan turun tangan melerai pemain kedua tim.

Hingga wasit meniup pluit akhir pertandingan skor tetap imbang 2-2 dan seperti halnya Final 1983 pertandingan berlanjut ke babak adu penalti.

Babak Adu Penalti

Dalam drama adu penalti ini Persib Bandung memperoleh kesempatan pertama. Iwan Sunarya yang menjadi algojo ternyata gagal menghasilkan gol yang sedang ditunggu supporternya. Tendangan Iwan Sunarya melebar ke samping tiang gawang Ponirin Meka. Sedang tendangan pertama bagi PSMS Medan dilakukan Sunardi B, dan dapat ditangkap kiper Sobur.

Penalti kedua bagi Persib yang dilakukan Adjat Sudrajat berhasil menjebol gawang Ponirin Meka. Sedangkan penalti kedua PSMS Medan yang dilakukan Amrustian, bolanya melambung di atas mistar gawang Sobur.

Penalti ketiga bagi Bandung dilakukan Adeng Hudaya,Tendangannya dapat ditangkap kiper Ponirin. Dan di pihak PSMS yang dilakukan Musimin, berhasil menyamakan kedudukan 1-1 setelah tendangannya membobol gawang Sobur.

Tendangan penalti keempat bagi Persib Bandung dilakukan Dede Iskandar dapat diblok kiper Ponirin Meka yang bermain makin mantap dan cemerlang serta percaya diri itu. Sedangkan di pihak PSMS yang dilakukan Nirwanto, bola dapat ditepis kiper Sobur.

Pada tendangan penalti kelima dan merupakan penentuan bagi kedua kesebelasan, di pihak Persib dilakukan Robby Darwis. Bola yang ditendangnya ternyata dapat ditepis kiper Ponirin Meka. Di pihak PSMS Medan Mamek Sudiono tampil sebagai algojo, dan dengan penuh percaya diri berhasil menyarangkan gol ke gawang Sobur yang membuat para supporter PSMS histeris,
menyambut kemenangan mahal dan berharga itu.

Mamek Sudiono sang penentu kemenangan menangis haru dalam pelukan sang kapten PSMS Sunardi B dan rekan – rekannya.

Demikian juga Musimin yang begitu larut dalam keharuan hingga dipapah oleh RS Bangga Gultom dan Hadi Sakiman.

Demikian juga Manajer PSMS Bawono yang menangis haru bersama Parlin Siagian dan ofisial PSMS lainnya.

Para pemain PSMS kemudian menggendong Bawono merayakan kemenangan tersebut.

Dan tampillah PSMS Medan sebagai Juara Divisi Utama Perserikatan PSSI untuk keenam kalinya.

Para pendukung PSMS di tribun juga larut dalam euforia dan suasana haru.Mereka terus meneriakkan kejayaan PSMS dan menyanyikan lagu – lagu khas Sumut.

Keberhasilan Ayam Kinantan PSMS mempertahankan gelar juara Divisi Utama Perserikatan PSSI musim 1984/1985 dengan 4-3 lewat adu penalti dengan Persib seketika dirayakan secara spontan dan gegap gempita oleh tidak kurang dari ratusan ribu pencinta kesebelasan PSMS di kota Medan dan di berbagai kota di daerah-daerah kabupaten/ kota di Sumatera Utara.

Kapten PSMS Sunardi B menerima Piala Presiden yang diberikan oleh Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah seusai PSMS Medan memastikan diri menjadi Juara Divisi Utama Perserikatan PSSI 1985

Bahkan di tanah Serambi Mekkah, Aceh, kemenangan PSMS tersebut disambut dengan teriakan-teriakan histeris dan yel-yel kegembiraan.

Berbagai macam cara dilakukan dalam menyambut kemenangan PSMS tersebut, seperti di kota Medan misalnya pada malam final itu, puluhan kendaraan yang ditumpangi fans PSMS itu melakukan pawai keliling kota Medan dengan yel-yel “Hidup PSMS, Hidup Ayam Kinantan”, “Selamat Jadi Juara”, “Horas Medan” “Hidup PSMS The Killer”, Horas PSMS” dan ada pula di antaranya dengan jingkrak-jingkrak di jalanan, termasuk pawai becak baik becak dayung maupun becak mesin dll.

Pertandingan tersebut layak dikenang dalam sejarah kompetisi sepak bola di Indonesia terutama oleh pendukung kedua tim. Karena telah menciptakan rekor jumlah penonton. Stadion yang (waktu itu) berkapasitas 120.000 orang dipadati oleh bobotoh Persib dan suporter PSMS hingga mencapai 150.000 penonton. Akibatnya penonton diizinkan menonton sampai meluber ke pinggir lapangan. Menurut buku AFC terbitan 1987, pertandingan itu merupakan pertandingan terbesar dalam sejarah pertandingan amatir di dunia.

Walau demikian melubernya penonton tidak ada keributan dan insiden dalam pertandingan tersebut. Pendukung Persib yang memenuhi stadion walau merasa sedih dan kecewa namun meninggalkan lapangan dengan tertib.

Susunan Pemain Kedua Tim di Final

PSMS Medan : Ponirin Meka, Nirwanto, Hamdardi, Suheri, Sunardi A, Sakum Nugroho (RS Bangga Gultom), Musimin, Hadi Sakiman, Amrustian, Sunardi B (cpt), M. Siddik (Mamek Sudiono).

Persib Bandung : Sobur, Suryamin, Dede Iskandar, Robby Darwis, Adeng Hudaya (cpt), Adjat Sudrajat, Kosasih, Sukowiyono, Suhendar (Yana Rosdiana), Iwan Sunarya, Wawan Karnawan (Dede Rosadi).

Bagikan: