*PON Papua 2020
Cinta Budaya, Alasan Syehan Jadi Atlet Pencak Silat Dan Ingin Bawa Pulang Medali
MEDANSPORT.ID- MEDAN-- Ingin menjaga warisan budaya Indonesia, alasan Muhammad Syehan Alfarez begitu menggandrungi olahraga Pencak Silat. Bahkan, karena kecintaannya akan pencak silat, turut menghantarkannya menjadi atlet berprestasi yang akan berjuang di PON Papua demi mendulang emas bagi Sumatera Utara.
Bagaimana awal kecintaannya akan pencak silat? dan bagaiman perjuangan dan usaha yang dilakukan demi meraih mimpinya mengharumkan nama Sumut? Syehan panggilan akrabnya itu coba berbagi kisah kepada Medansport.id.
"Saya mulai tertarik pencak silat waktu kelas 1 MTsN kalau gak salah 2013 lalu. Saat itu ikut ekskul di MTsN Binjai dan dilatih pak Risman Junaidi yang kebetulan juga guru olahraga di sekolah saya," ungkap Syehan.
Karena silat adalah budaya Indonesia Reyhan pun makin tertarik untuk menggelutinya. Bahkan dirinya menganggap silat salah satu olahraga yang tak kalah keren dengan olahraga lainnya.
Ditambah lagi, buah hati Wagiran dan Rina Aswida ini juga dibesarkan dari keluarga pesilat, mengingat sang ayah ljuga seorang pesilat.
"Karena ayah pesilat saya dapat dukungan lebih saat ini. Dan perguruan Panji Panca Rasa merupakan tempat penempahan diri saya untuk berlatih," ujar atlet yang kini berusia19 tahun itu.
Setidaknya ada beberapa prestasi yang telah ditorehkan berkat keyakinan dan keseriusannya dalam menekuni silat, di antaranya yakni Juara 2 Popdasu 2018, Juara 1 Porprovsu 2019, Juara 1 Porwilsu wilayah 4 2018, Juara 1 Kejurda 2018, dan Juara 2 Kejurnas Pra PON 2019.
Disinggung laga berkesan yang didapat selama karirnya, atlet penyuka nasi goreng ini menyampaikan laga yang tak terlupakan kala mengikuti Porwilsu wilayah 4 2018.
" Itu adalah pertandingan pertama saya dalam ajang dewasa dan waktu itu saya masih menjadi pelajar dan Alhamdulillah pertama kali juga saya dapat medali emas di tingkat provinsi," ujarnya yang mengaku selalu gagal dalam ajang remaja atau pelajar.
"Kemudian yang berkesan pada kejurnas pra-PON 2019 di situ saya tidak menyangka akan menang dan dapat tiket untuk ke PON karena itu ajang nasional pertama saya dan saya tidak pernah semuda ini dan dengan pengalaman bertanding saya yang kurang banyak saya dapat berangkat ke PON untuk mewakili Sumut," sambung pria yang masih aktif berkuliah di UINSU, Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, jurusan Aqidah dan Filsafat Islam itu.
Syehan nantinya akan turun di kelas seni ganda putra pada PON Papua. Untuk persiapan Syehan menuturkan, selain meningkatkan teknik dan fisik dirinya juga mempersiapkan mental untuk bertanding nanti.
"Untuk persiapan pertandingan kami latihan hampir setiap hari. Kita tahu bahwa Papua jauh di ujung Indonesia dan sudah pasti keadaan di sana pasti bakal berbeda dan itu bisa menjadi tekanan bagi para atlet, itu yang ingin saya tingkatkan dalam waktu dekat ini," harapnya.
Untuk target sendiri Syehan berharap bisa membawa pulang medali emas dan bisa membanggakan keluarga dan Sumut khususnya.
"Kalau target sudah pasti semua atlet ingin dapat medali emas di PON ini ya, Insya Allah saya yakin dengan do’a dan dukungan usaha selama ini saya bisa meraih medali di PON. Jika tak juara saya hanya ingin menampilkan yang terbaik untuk membanggakan terutama keluarga, jajaran pelatih di perguruan maupun pelatih di daerah dan pastinya warga sumut. Dan saya ingin berterima kasih kepada keluarga pelatih pelatih dan rekan rekan yang telat mendukung dan mensupport saya selama ini," tutupnya. (*)