Kemudian Benny bergabung dengan Arseto Solo sejak musim 1989 hingga Arseto bubar pada tahun 1998. Di Arseto dia kembali bereuni dengan rekan setimnya di PSMS Medan Junior Ricky Yakob. Keduanya sukses membawa klub milik Sigit Harjojudanto itu menjadi Juara Galatama musim 1991/1992. Dirinya juga sempat dipanggil memperkuat Timnas di Pra Piala Dunia 1990.

Hanya, kesempatan untuk menjadi bagian skuad merah putih ketika menjadi juara SEA Games 1991 kandas. Dia dianggap kalah bersaing dengan Eddy Harto dan Erick Ibrahim. Meskipun begitu dia tetap tidak patah arang.

Pada 1989 ketika Timnas melawat ke Eindhoven Belanda, Benny sempat bertemu dan mengunjungi kerabat jauhnya yang menjadi salah satu kiper terbaik dunia dan membawa Timnas Belanda Juara Piala Eropa 1988 yaitu Hans Van Breukelen. Hubungan inilah kemudian yang membuat dirinya berkesempatan menimba ilmu kepelatihan di PSV Eindhoven setelah pensiun sebagai pemain dan merintis karir menjadi Pelatih.

Seusai mundur sebagai pemain, Benny kemudian menekuni dunia kepelatihan. Sejumlah klub pernah ditanganinya sebagi pelatih kiper seperti Arseto, Pelita Jaya, PSPS, Persiku Kudus, Arema, Persiba Bantul, Pro Duta Medan, Persela dan kini Persebaya. Benny Van Breukelen juga sempat menangani Timnas U19 yang akan berlaga di AFC U19 tahun 2009.

Di sinilah Benny melihat bakat besar pada diri Kurnia Meiga yang waktu itu baru lulus dari Diklat Ragunan. Kemudian Benny mengajaknya bergabung dengan Arema dan di bawah polesannya di Arema, Kurnia Meiga berkembang menjadi salah satu kiper terbaik Indonesia dan menjadi pilihan utama di Timnas.

Benny van Breukelen juga pernah dipercaya menjadi pelatih kiper di Timnas Asian Games 2014 yang digelar di Incheon. Pengalamannya sebagai Kiper handal ditambah bekal teknis ilmu kepelatihannya yang mumpuni membuat Benny mampu melahirkan kiper-kiper handal. Dan kini Ernando adalah anak asuhnya yang mulai mekar dan
berkembang di belantika sepakbola Indonesia dan Internasional.

Benny Van Breukelen kala melatih Timnas.

Ada kisah menarik ketika Ernando mengalami cedera berat ketika memperkuat Garuda Select pada 2019 dimana cedera itu nyaris mematikan karirnya. Benny dengan sabar mendampingi Ernando ketika melakukan terapi penyembuhan dan terus mendorong semangatnya agar bisa bangkit kembali. Perlakuan Benny yang seperti seorang ayah bagi anaknya ini cukup menyentuh hati Eernando hingga akhirnya dirinya bisa bangkit dari keterpurukan.

Sinar terang Ernando sempat membuat PSIS menyesal pernah melepas bakat muda potensial seperti Ernando dan berniat ingin kembali merekrut Ernando untuk bergabung dengan PSIS. Namun Persebaya enggan melepasnya ditambah Ernando sendiri yang sudah merasa nyaman di Persebaya dalam asuhan Benny Van Breukelen.

Semoga Benny Van Breukelen akan terus mampu melahirkan kiper-kiper handal di persepakbolaan Indonesia dan semoga Ernando akan terus bersinar dalam karirnya sebagai kiper baik di klub maupun Timnas Indonesia. (***)

Bagikan: