MEDANSPORT.ID- MEDAN-- Trend sejumlah artis membeli klub sepak bola termasuk artis yang tengah naik daun Rizky Billar yang berkeinginan membeli saham PSMS disikapi khusus sang CEO Kodrat Shah.

Bagi Kodrat keinginan Rizky Billar tak bisa diputuskan secara tergesa-tergesa. Alasannya pun sederhana, pembelian saham PSMS bukanlah untuk perorangan.

"Kita belum memutuskan. Kita ketemu dulu, ada gak? bener gak? Kita bicara dulu kalau managemen belum bisa untuk memutuskan. Kalo posisi saham kan saya berdua dengan Pak Edi, 49-51 persen. Kita harus bicara dulu, duduk dulu bagaimana, karena uang itu bukan untuk kita tapi untuk PSMS," tegasnya kepada awak media di sela kegiatan buka bersama dengan keluarga besar Sumut 24 di Swiss Bellin Gajah Mada, Minggu (2/5/2021).

Masih menurut Kodrat secara mekanisme segala uang yang masuk ke PSMS akan masuk ke rekening PSMS dan itu nantinya akan digunakan untuk kepentingan PSMS.

"Kita setuju sih tapi kita bicara dulu, diajak ketemu dulu sudah positif gimana maunya cocok apa enggak dengan ini kita. Dan uang itu kan bukan untuk pengurus dan manager. Uang itu untuk pembiayaan PSMS," ucap pria yang menjabat sebagai Ketua Partai Hanura dan Ketua MPW PP Sumut itu.

Tapi sambungnya, tidak menutup kemungkinan untuk siapapun memiliki saham PSMS dengan catatan duduk bersama, dan bicara intens untuk melihat sejauh mana keseriusannya.

Sebelumnya, keinginan Rizky Billar sepertinya merujuk jejak Raffi Ahmad yang telah mengakuisisi kepemilikan klub Cilegon United yang kini berganti nama menjadi Rans Cilegon FC. Klub tersebut pun sudah melakukan pengumuman skuat yang akan berkompetisi di Liga 2 2021.

Melihat Raffi Ahmad terjun ke dunia sepak bola, membuat Rizky Billar juga tak mau kalah. Rizky mengucapkan bahwa suatu saat nanti semoga dirinya bisa ikut membangun tim sepak bola di tanah kelahirannya, Medan.

"Saya ingin punya saham di tim kelahiran sendiri, Medan. Ya siapa tahu suatu saat saya bisa berpartisipasi untuk ikut andil membangun PSMS Medan mungkin," dilansir dari sebuah laman beberapa waktu lalu. (*)