Mimpi Besar Si Calon Walikota Penggila Bola

MEDANSPORT.ID- MEDAN-- Akhyar Nasution saat ini tengah disibukkan dalam agenda kampanye yang harus dijalaninya. Bersama Salman Alfarisi, Akhyar nekat maju dalam pertarungan perebutan kursi nomor satu di Kota Medan.

Hanya diusung dua partai yakni Demokrat dan PKS, Akhyar yang sebelumnya menjabat Plt Walikota Medan itu juga harus menerima kenyataan bertarung dengan menantu Presiden RI.

Terlebih, dirinya juga diselingkuhi oleh partai yang telah besar bersamanya.

Legowo pasti. Namun Akhyar tak mau mengalah begitu saja. Karena ada mimpi besar yang ingin diraihnya. Apalagi kalau bukan merubah Medan menjadi kota berkarakter, cantik dan diperhitungkan di kancah internasional.

Di sisi lain, ada tawaran kursi empuk dan gaji besar jika dirinya mau mengalah kala itu. Tapi itu tak merubah pendiriannya.

Akhyar tetap memilih bertarung seperti yang dikisahkannya, di salah satu markas anak muda Kota Medan yang memiliki sejuta ide dan kreatifitas, The Wild Brain Workshop (TWBW) kawasan Jalan Gaperta, Medan beberapa waktu lalu.

Sah saja, karena masih ada tetesan keringat yang tersisa saat dirinya berjuang di atas lapangan hijau. Baginya, berjuang hingga pluit berakhirnya pertandingan, mungkin menjadi alasan bagi si Messi-nya Medan itu untuk terus berlari dan berjuang mengejar mimpi.

"Selain sudah berpolitik sejak masa sekolah yakni menjadi Ketua OSIS, Akhyar adalah orang yang memiliki hobi bermain bola. Kalau kenangan SMA dulu, dia ini selain ketua OSIS, termasuk orang yang punya motivasi dalam hal apapun. Dia mempunyai hobi bola kaki, bermainnya cukup bagus. Kalau istilah sekarang ini dia itu Linonel Messi, pencetak gol," ujar Fabri, teman sekelas Akhyar di SMAN 3 saat menceritakan kenangan masa lalu mereka.

Ya, kegemaran Akhyar bermain bola membuat ia bergabung di Klub Mercu Buana Galatama untuk kategori junior. Klub yang juga pernah diperkuat eks pelatih PSMS dan sejumlah pelatih besar klub Liga 1, Djajang Nurjaman (Djanur)

Tatkala melanjutkan ke SMAN 3, angan-angan Akhyar menjadi pemain sepak bola pupus dan lebih memilih konsen di dunia pendidikan demi mimpi membanggakan kedua orangtuanya. (Kesuma Ramadhan)

Penulis: Kesuma Ramadhan

Baca Juga