MEDANSPORT.ID- MEDAN– Jelang laga uji coba kontra Gumarang, Jumat (11/9/2020) besok, PSMS Medan harus menerima kenyataan pahit.

Salah satu suporter dengan masa terbesar, Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan, mendesak agar pelatih Philep Hansen (PH) segera mundur dari jabatannya.

Hal ini merujuk hasil minor PSMS di laga uji coba sebelumnya saat ditahan imbang tim amatiran PSAD, 2-2. Padahal, di laga tersebut PSMS Medan telah unggul dua gol di pertengahan babak kedua.

Ironisnya, Philep membuat pernyataan dengan menyalahkan pemain pengganti dan pemain bawahnya.

Lawren Simorangkir selaku ketua SMeCK Hooligan pusat pun mengaku kecewa dengan sikap Philep dan langsung bereaksi dengan meminta agar Philep segera melepaskan jabatannya sebagai pelatih. Menurut Lawren, Philep dinggap tak berjiwa besar

“Gak ada alasan untuk menggantinya. Yang jelas kita sudah muak dengan sikapnya. Seharusnya dia gentle mengakui kesalahannya bukan menyalahkan pemain,” sebut Lawren, Kamis (10/9/2020) sore.

Bahkan desakan itu juga diarahkan kepada manajemen agar segera mengganti Philep sebelum Liga 2 bergulir.

“Kalau bisa secepatnya diganti jangan nunggu lama lagi,” tegasnya.

Ketua SMeCK Jabodetabek, Gordon Manullang menyahuti keinginan Ketua Pusat. Bahkan, Gordon menilai Philep tak memiliki kemampuan untuk melatih tim sebesar PSMS.

“Pemainnya udah bagus tapi permainannya tak ada yang istimewa. Jika tak mampu serahkan sama yang lain biar dia jadi asisten pelatih saja,” ungkap Gordon.

Apalagi, Gordon juga menilai jika Philep tak memiliki prestasi yang cukup baik dalam karirnya sebagai pelatih.

“Mana tim yang pernah dibawanya juara? Secara attitude juga seharusnya hasil apapun yang didapat tim, yang bertanggung jawab itu pelatih bukan menyalahkan pemain. Yang jelas kita menuntut manajemen agar segera menggantinya,” ujar Gordon.

Sebelumnya, di hadapan awak media, Pelatih PSMS Philep Hansen sempat menyalahkan pemain bawahnya hingga harus bermain imbang setelah sempat unggul dua gol.

“Kenapa pemain belakang. Beberapa kesalahan terjadi saat heading, yang seharusnya mendapatkan pengawalan ketat dari stoper. Namun tidak apa-apa, dengan beginikan saya bisa tahu evaluasinya,” ungkap Philep. (*)

Bagikan: