Oleh ; Indra Efendi Rangkuti

MEDANSPORT.ID – MEDAN – Sepanjang sejarah PSMS Medan yang sudah berusia 75 tahun tercatat banyak prestasi emas yang sudah diraih oleh PSMS Medan. Salah satu prestasi hebat yang diraih oleh PSMS adalah 6 kali menjadi Juara Kejurnas / Divisi Utama Perseriakatan PSSI. PSMS tercatat menjadi Juara Kejurnas / Divisi Utama Perseriakatan PSSI pada 1967, 1969, 1971, 1975 (juara bersama dengan Persija), 1983 dan 1985.

Torehan prestasi ini membuat PSMS tercatat sebagai klub terbanyak yang menjadi Juara Kejurnas / Divisi Utama Perseriakatan PSSI pada kompetisi yang digelar sesudah Indonesia merdeka.dalam torehan prestasi tersebut terdapat beberapa sosok yang menorehkan “Tinta Emas” karena berhasil membawa PSMS Medan menjadi Juara Kejurnas/Divisi Utama Perseriakatan PSSI sebagai pemain dan pelatih.

Sosok – sosok tersebut adalah :

  1. Wibisono

Wibisono adalah sosok pemain PSMS pada akhir era 60-an hingga pertengahan 70-an. Sosok yang bernama lengkap  Raden Mas Wibisono Ibenu ini juga pernah memperkuat Timnas pada era 1970-an.

Sebagai pemain Wibisono pernah membawa PSMS menjadi Juara Kejurnas PSSI pada 1967 dan 1971. Selain itu Wibisono juga berperan membawa PSMS menjadi Juara di turnamen seperti Piala Marah Halim 1972 dan 1973, Soeharto Cup 1972 dan Jusuf Cup 1974. Bersama skuad PSMS Plus yang tergabung dalam PSSI Wilayah I, Wibisono juga turut berperan membawa PSSI Wilayah I menjadi Juara Kejuaraan Antar Wilayah PSSI pada tahun 1974 dan menjadi Runner Up President Cup 1974 di Seoul.

Kesuksesannya di PSMS ini membuat Wibisono sempat dipanggil memperkuat Timnas Indonesia B yang berlaga di Piala Sukan 1972 di Singapura. Saat itu Timnas indonesia B menjadi Runner Up setelah kalah dari Indonesia A di Final. Pada periode 1974-1975 Wibisono juga beberapa kali dipanggil membela Timnas.

Sayang karirnya tidak berlangsung lama karena cedera yang berulang kali dialaminya. Setelah mundur sebagai pemain maka Wibisono mulai menekuni dunia kepelatihan.

Sebagai pelatih Wibisono yang kala itu didampingi Zulkarnaen Pasaribu dan Parlin Siagian sukses membawa PSMS Medan menjadi Juara Divisi Utama Perserikatan PSSI pada 1983 setelah menaklukkan Persib di Final.Ini merupakan gelar juara kelima kalinya yang sukses diraih PSMS.

Wibisono yang juga Alumni SMA Negeri 2 Medan  ini juga membawa PSMS Medan menjadi Runner Up Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun 1992. Ketika itu PSMS takluk dari PSM di Final.

Ketika Liga Indonesia digelar pertama kali pada musim 1994/1995, Wibisono didampingi oleh Taufik Lubis adalah pelatih yang menangani PSMS.

Pada 6 Juli 2013 Wibisono menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam usia 66 tahun di kediamannya di Jalan Flamboyan 6 Nomor 37 Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan.Kepergiannya meninggalkan duka yang dalam bagi insan sepakbola nasional.

  1. Zulkarnaen Pasaribu

Mengawali karir sepakbolanya di Persiraja,tahun 1964 Zulkarnaen Pasaribu diboyong ke Medan pada tahun 1964 oleh Ketua POR Bintang Utara Bakaruddin Yusuf untuk bermain di klub anggota PSMS Bintang Utara.Bakat besarnya terutama karena memiliki “cannon ball” yang memukau kemudian membuatnya langsung terpilih memperkuat PSMS.

Sebagai pemain Zulkarnaen Pasaribu pernah membawa PSMS menjadi Juara Kejurnas PSSI pada 1967, 1971 dan 1975 (juara bersama dengan Persija). Ketika PSMS pertama kali menjadi Juara Kejurnas PSSI pertama kali pada 1967, Zulkarnaen Pasaribu adalah salah satu pencetak gol ketika PSMS menaklukkan Persib Bandung 2-0 di Final.

Selain itu Zulkarnaen Pasaribu juga berperan membawa PSMS menjadi Juara di turnamen seperti Aga Khan Gold Cup 1967, Piala Marah Halim 1972 dan 1973, Soeharto Cup 1972 dan Jusuf Cup 1974.

Bersama skuad PSMS Plus yang tergabung dalam PSSI Wilayah I, Zulkarnaen Pasaribu juga turut berperan membawa PSSI Wilayah I menjadi Juara Kejuaraan Antar Wilayah PSSI pada tahun 1974 dan menjadi Runner Up President Cup 1974 di Seoul. Ketika Ajax Amsterdam takluk 2-4 dari PSSI Wilayah I (PSMS Plus) pada 7 Juni 1975 di Stadion Teladan Medan,  Zulkarnaen Pasaribu adalah salah satu pencetak gol kemenangan PSSI Wilayah I (PSMS Plus).

Seusai mundur sebagai pemain pada 1978 Zulkarnaen Pasaribu mulai menekuni dunia kepelatihan. Sebagai pelatih Zulkarnaen Pasaribu bersama Wibisono dan Parlin Siagian sukses membawa PSMS Medan menjadi Juara Divisi Utama Perserikatan PSSI pada 1983 setelah menaklukkan Persib di Final.Ini merupakan gelar juara kelima kalinya yang sukses diraih PSMS.

Selain melatih PSMS, Zulkarnaen Pasaribu juga tercatat meraih sukses ketika melatih Pupuk Kaltim. Pupuk Kaltim dibawa menjadi Runner Up Kompetisi Galatama pada 1992 dan 1993. Selain itu Zulkarnaen Pasaribu juga sukses membawa Pupuk Kaltim lolos ke Semifinal Winners Asia Cup 1991/1992. Sayang di Semifinal ini Pupuk Kaltim takluk dari klub Jepang Nissan FC (kini Yokohama F. Marinos) yang akhirnya tampil sebagai Juara.

Pada 13 Oktober 2019 Zulkarnaen Pasaribu menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam usia 75 tahun di kediamannya di Komplek DMC III Jatiwaringin Bekasi Jawa Barat. Kepergiannya meninggalkan duka yang dalam bagi insan sepakbola nasional.

  1. Parlin Siagian

Parlin Siagian adalah salah satu sosok yang istimewa dalam perjalanan PSMS.Sebagai pemain Parlin Siagian menjadi salah satu bintang yang membawa PSMS menjadi Juara Kejurnas PSSI 1975 (juara bersama dengan Persija).

Kehebatan Parlin Siagian yang terkenal dengan “banana kick” yahudnya ini juga terlihat ketika dirinya menjadi salah satu pencetak gol kemenangan PSSI Wilayah I (PSMS Plus) lewat aksi “banana kick” tersebut ketika menaklukkan Ajax Amsterdam 4-2 pada 7 Juni 1975 di Stadion Teladan Medan.

Selain itu Parlin Siagian juga berperan membawa PSMS menjadi Juara di turnamen seperti Piala Marah Halim 1972 dan 1973, Soeharto Cup 1972 ,Jusuf Cup 1974 dan Piala Tugu Muda 1979. Bersama skuad PSMS Plus yang tergabung dalam PSSI Wilayah I, Parlin Siagian juga turut berperan membawa PSSI Wilayah I menjadi Juara Kejuaraan Antar Wilayah PSSI pada tahun 1974 dan menjadi Runner Up President Cup 1974 di Seoul.

Seusai mundur sebagai pemain,Parlin Siagian mulai menekuni dunia kepelatihan. Sebagai pelatih Parlin Siagian bersama Wibisono dan Zulkarnaen Pasaribu sukses membawa PSMS Medan menjadi Juara Divisi Utama Perserikatan PSSI pada 1983 setelah menaklukkan Persib di Final.Ini merupakan gelar juara kelima kalinya yang sukses diraih PSMS.

PSMS Medan 1985 (Juara Perserikatan 1985)
Susunan pemain PSMS dr Kiri ke Kanan :
Berdiri : Mamek Sudiono, Musimin, Adi Sakiman , Ponirin Meka, Hamdardi , Sunardi B
Jongkok : Nirwanto, Sunardi A, Suheri, Amrustian, Sakum Nugroho.
Pelatih : Parlin Siagian

Kemudian pada tahun 1985 Parlin Siagian sebagai pelatih kepala didampingi Sunardi B sebagai asisten pelatih merangkap kapten tim membawa PSMS Medan menjadi Juara Divisi Utama Perserikatan PSSI 1985. PSMS Medan menjadi Juara setelah menaklukkan Persib di Final. Ini merupakan gelar juara keenam kalinya yang sukses diraih PSMS.

Selain melatih PSMS, Parlin Siagian juga tercatat meraih sukses ketika melatih Persiraja Banda Aceh. Parlin Siagian menjadi sosok yang membawa Persiraja promosi ke Divisi Utama Perserikatan PSSI pada tahun 1993. Bahkan di penampilan pertama setelah promosi itu di musim 1993/1994 Persiraja dibawa Parlin Siagian klolos ke babak 8 besar.

Pada PON 1993, Parlin Siagian sukses membawa Tim PON Aceh lolos ke Final.  Sayang di Final Tim PON Aceh takluk dari Irian Jaya. Selain itu Parlin Siagian juga tercatat membawa PSPS Pekanbaru lolos ke Divisi Utama Liga Indonesia pada 1999 dan berlaga di Liga Indonesia 1999/2000. Parlin Siagian juga pernah melatih PSDS Deli Serdang di Liga Indonesia.

Selain itu Parlin Siagian juga menjadi asisten pelatih Timnas di Piala Asia 1996, Piala Tiger 1997 dan Pra Piala Dunia 1998. Namun hubungannya yang tidak harmonis dengan pelatih asal Belanda Henk Wullems membuatnya meninggalkan Timnas jelang pelaksanaan SEA Games 1997.

Pada 16 November 2020 Parlin Siagian menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam usia 69 tahun di Rumah Sakit Elisabeth Medan. Kepergiannya meninggalkan duka yang dalam bagi insan sepakbola nasional.

Bagikan: