
MEDANSPORT.ID – MEDAN – Pada Jum’at 24 Januari 2025 PSSI resmi mengumumkan sosok Legenda Timnas Belanda Gerald Vanemburg sebagai salah satu asisten pelatih Timnas Indonesia mendampingi Patrick Kluivert.
Vanenburg menyusul Alex Pastoor dan Denny Landzaat yang sebelumnya telah ditunjuk sebagai asisten pelatih Timnas Senior Indonesia.
Selain menjadi asisten pelatih Timnas Senior Indonesia,Vanemburg ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia U23. PSSI memberi target kepada Vanenburg untuk membawa Timnas Indonesia U23 lolos ke Olimpiade 2028 yang akan digelar di Los Angeles.
Gerald Vanenburg bukan sosok sembarangan di sepakbola Belanda,Eropa dan Internasional.Vanenburg adalah salah satu bintang Timnas Belanda ketika menjadi Juara Piala Eropa 1988 yang digelar di Jerman.
Di Timnas Belanda Vanenburg seangkatan dengan Marco Van Basten dan John Van’t Schip.Selain itu Vanenburg bersama Marco Van Basten dan Wesley Sneijder adakah 3 legenda sepakbola Belanda yang berasal dari Utrecht.
Gerald Mervin Vanenburg lahir 5 Maret 1964 di Utrecht.Vanenburg memiliki darah Suriname dari ayahnya dan Belanda dari ibunya.
Semasa masih bermain, ia menempati posisi sebagai penyerang sayap maupun gelandang serang. Gerald Vanenburg tercatat pernah membela tim-tim besar Belanda seperti Ajax Amsterdam, PSV Eindhoven, FC Utrecht, Cannes dan TSV 1860 Muenchen.
Vanenburg adalah keponakan mantan pemain dan manajer internasional Suriname Roy Vanenburg.
Roy Vanenburg adalah pemain sepak bola terhebat dalam sejarah Suriname setelah memenangkan gelar SVB Hoofdklasse enam kali dan Piala Champions CONCACAF dua kali bersama SV Transvaal.
Vanenburg mencatatkan total 372 pertandingan dan 112 gol di Liga Belanda bersama Ajax dan PSV, serta memenangkan lima belas gelar utama bersama kedua klub,
Selanjutnya, ia bermain di Jepang, Prancis, dan Jerman, dalam karier profesionalnya selama 20 tahun.
Vanenburg memperoleh lebih dari 40 penampilan untuk Timnas Belanda, tampil di Piala Dunia FIFA U20 tahun 1983,Piala Eropa 1988 dan Piala Dunia 1990.
Berikut saya coba uraikan perjalanan karir Gerald Vanenburg sebagai pemain dan pelatih :
1. Ajax Amsterdam
Vanenburg melakukan debutnya di Liga Belanda bersama Ajax tepat satu bulan setelah ulang tahunnya yang ke-17, melawan ADO Den Haag.Dirinya mendapat kepercayaan dari pelatih Ajax Leo Beenhakker karena penampilannya yang gemilang.
Dia menyelesaikan musim pertamanya dengan 11 pertandingan dan tiga gol yang membuat dirinya dijuluki Vaantje dan Geraldinho karena keterampilannya yang di atas rata-rata.
Vanenburg menjadi pemain inti yang tak tergantikan bagi tim Ajax tak lama setelah itu, memberikan banyak assist bagi penyerang Marco van Basten dan Wim Kieft dan mencetak 30 gol dalam dua musim berikutnya saat klub tersebut memenangkan Liga Belanda 1982 dan 1983
Pergantian pelatih dari Leo Beenhakker kepada Kurt Linder,Aad De Mos dan Johan Cruyff tidak membuat Vanenburg tergeser dari skuad utama Ajax.
Vanenburg, Van Basten,Wiem Kieft berada di antara deretan pemain muda berbakat bersama Frank Rijkaard yang membawa Ajax menjadi Juara Liga Belanda 1982, 1983 dan 1985.
Selain itu Vanenburg juga berperan membawa Ajax menjadi Juara Piala Belanda 1983 dan 1986
2. PSV Eindhoeven
Vanenburg menandatangani kontrak dengan PSV Eindhoven untuk musim 1986–87 bersama rekannya di Ajax Ronald Koeman.
Vanenburg mencetak sembilan gol dalam 34 pertandingan di musim pertamanya, yang berakhir dengan kesuksesan PSV menjadi Juara Liga Belanda 1986/1987.
Dia adalah bagian dari tim yang memenangkan treble pada musim 1987/1988 di bawah asuhan pelatih Guus Hiddink.
PSV sukses menjadi Juara Liga Belanda,Piala Belanda dan Champions Cup pada musim 1987/1988.
Vanenburg tampil di Final Champions Cup 1988 dan sukses mengeksekusi tendangan penaltinya melawan Benfica di Final dalam drama adu penalti yang dimenangkan PSV 6-5 di Neckarstadion Stuttgart.

Tulang punggung tim pemenang treble ini adalah mantan rekan setim Vanenburg di Ajax seperti Frank Arnesen,Wiem Kieft, Ronald Koeman dan Soren Lerby .
Setelah menolak tawaran menggiurkan untuk bergabung dengan AS Roma , Vanenburg bermain dan mencetak gol secara rutin untuk PSV dalam lima musim berikutnya, memenangkan Liga Belanda musim 1988/1989,1990/1991 dan 1991/1992 serta dua Piala Belanda pada 1988/1989 dan1989/1990 serta Piala Super Belanda 1992.
Vanenburg tampil dalam hampir 500 pertandingan resmi PSV dan mencetak hampir 150 gol. Ia juga merupakan salah satu dari lima pemain PSV yang pernah mencapai prestasi memenangkan empat kompetisi (tiga dengan klub mereka dan satu dengan tim nasional) pada tahun yang sama yaitu 1988.
4 pemain lainnya adalah rekan setimnya Berry van Aerle , Hans van Breukelen , Wiem Kieft dan Ronald Koeman.
Bersama PSV ini pula Vanenburg meraih prnghargaan “Sepatu Emas” pada 1988 dan 1989
Pada akhir musim 1992/1993 Vanenburg meninggalkan PSV dan bergabung dengan klub Jepang Jubilo Iwata.
3. Jubilo Iwata
Pada usia 29 tahun, Vanenburg menjalani pengalaman pertamanya di luar negeri, membantu Júbilo Iwata promosi ke Liga J1 pada tahun pertamanya, kemudian Vanenburg bermain selama dua musim lagi bersama Jubilo Iwata hingga musim 1995/1996.
4. FC Utrecht
Pada musim 1996/1997 Vanenburg kembali ke Belanda dan bermain di tanah kelahirannya bersama FC Utrecht.Saat itu FC Utrecht dilatih oleh Ronald Spelbos.
Sayang penampilannya tidak maksimal akibat cedera.Secara keseluruhan Vanenburg hanya tampil 9 kali dan mencetak 2 gol.
FC Utrecht sendiri berada di peringkat 12 pada akhir musim 1996/1997.
5. Cannes
Usai dilepas FC Utrecht,Vanenburg memutuskan untuk bertualang ke Prancis untuk bermain bersama Cannes pada musim 1997/1998 yang saat itu dilatih oleh mantan rekannya di PSV Adick Kot.
Di Cannes ini Vanenburg tampil sebanyak 26 kali dan mencetak 6 gol.
Pada akhir musim Vanenburg memutuskan hengkang dan bergabung bersama klub Jerman TSV 1860 Muenchen.
6. TSV 1860 Muenchen
Pada awal musim 1998/1999 Vanenburg bergabung bersama klub Jerman TSV 1860 Muenchen.
Di usianya yang sudah 34 tahun kemampuan Vanenburg sebagai winger handal sudah jauh menurun.Akhirnya dirinya mulai bermain sebagai stopper di TSV 1860 Muenchen hingga akhir musim 1999/2000.
Total dirinya bermain sebanyak 43 kali dan mencetak 2 gol.Pada akhir musim 1999/2000 Vanenburg mundur sebagai seorang pesepakbola.
7. Timnas Belanda
Vanenburg melakukan debutnya untuk Timnas Belanda pada 14 April 1982 di usianya yang baru 18 tahun, bermain selama 90 menit penuh dalam pertandingan persahabatan yang berakhir dengan kemenangan 1-0 atas Yunani di Eindhoven.
Vanenburg juga adalah bagian skuad Timnas Belanda di Piala Dunia FIFA U20 tahun 1983 di Meksiko bersama Marco Van Basten,Sonny Silooy dan John Van’t Schip.
Vanenburg juga dipercaya oleh pelatih Rinus Michels untuk memperkuat Timnas Belanda di Piala Eropa (Euro) 1988 yang digelar di Jerman.Dirinya dipercaya sebagai pemain inti sepanjang Euro 1988.Kolaborasinya di lini tengah bersama Arnold Muhren,Jan Wouters dan Erwin Koeman berperan besar mensupport duet penyerang Marco Van Basten dan Ruud Gullit.
Akhirnya Belanda sukses menjadi Juara Piala Eropa 1988 setelah di Final menaklukkan Uni Sovyet 2-0 lewat gol yang dicetak Ruud Gullir dan Marco Van Basten.
Vanenburg juga dipilih oleh pelatih Leo Beenhakker untuk skuad Piala Dunia 1990 di Italia, tetapi kontribusinya hanya bermain selama 45 menit melawan Mesir (imbang 1–1 di babak penyisihan grup),
Penampilan internasional terakhirnya bersama Timnas Belanda adalah sebagai pemain pengganti dalam pertandingan yang berakhir imbang 2–2 melawan Polandia pada tanggal 14 Oktober 1992, di Rotterdam dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 1994.
Karier Kepelatihan Gerald Vanenburg
Setelah pensiun sebagai pemain, Vanenburg meniti karir sebagai pelatih di berbagai tim. Ia memulai karirnya sebagai pelatih akademi PSV.
Di akademi PSV ini salah satu anak didiknya adalah Klass Jan Huntelaar.
Kemudian, ia dipanggil kembali ke klub terakhirnya sebagai pemain TSV 1860 Muenchen, untuk menjadi asisten pelatih di bawah arahan Peter Pacult. Di klub Jerman tersebut, ia turut melatih striker legendaris Kroasia, Davor Suker.
Namun, ia hanya menjabat selama 5 pertandingan sebelum kembali ke tim U-19 PSV.
Pada tahun 2006, ia mendapatkan kesempatan pertama untuk memimpin tim sebagai pelatih kepala di Helmond Sport.
Meskipun hanya mencatat 2 kemenangan dari 10 pertandingan bersama Helmond Sport , ia kemudian mendapat kesempatan untuk melatih FC Eindhoven pada tahun 2008.
Di FC Eindhoven, ia sempat mendapat sanksi 5 pertandingan dari KNVB karena memukul pemain.
Setelah meninggalkan tim tersebut, ia menjadi asisten pelatih di Willem II, sebelum kembali ke Ajax untuk melatih tim U-17, U-18, dan U-23.
Di Ajax, Vanenburg melatih sejumlah pemain berbakat, termasuk Kian Fitz-Jim, Mohammed Kudus dan Tristan Gooijer.
Pada tanggal 24 Januari 2025, PSSI secara resmi menunjuk Vanenburg sebagai pelatih baru Timnas U23 dan asisten pelatih tim nasional senior Indonesia
Selain itu, Vanenburg akan bekerja sama erat dengan tim U-20 dan U-17 Indonesia untuk memastikan keberlanjutan di semua level pembinaan Timnas.

Denny Landzaat menyambut positif kehadiran Vanenburg untuk menjadi bagian dari kepelatihan Timnas Indonesia.Dengan pengalaman dan reputasi besar yang dimiliki Vanenburg, Landzaat yakin Vanenburg akan memberi dampak positif bagi pengembangan Timnas Indonesia.
Dan pada 15 – 29 Juli 2025 nanti adalah debut Vanenburg melatih Timnas U23 di Piala AFF U23 tahun 2025 yang digelar di Indonesia.Di turnamen ini kapasitas Vanenburg akan diuji.
Akankah Vanenburg sukses bersama Timnas Indonesia?Menarik untuk ditunggu.