
MEDANSPORT.ID – MEDAN – Final Liga Champions (UCL) 2025 antara klub Italia Inter Milan melawan klub Prancis PSG akhir pekan ini akan berlangsung di Stadion Allianz Arena, Munchen, Jerman, pada Minggu 1 Juni 2025 mulai pukul 02.00 WIB. Final ini mempertemukan 2 klub yang berasal dari 2 negara kekuatan utama sepakbola Eropa dan Dunia saat ini yaitu Italia dan Prancis.
Ketatnya atmosfer persaingan di Serie A dan Ligue 1 serta UCL musim ini membuat pertemuan kedua tim ini menarik untuk diikuti oleh pecinta sepakbola Eropa dan Dunia. PSG adalah Juara Ligue 1 musim 2024/2025 sedangkan Inter Milan menduduki peringkat ke-2 di Serie A musim 2024/2025 ini.
Dikutip dari berbagai sumber PSG dan Inter Milan telah bertemu 5 kali dalam pertandingan persahabatan sejak 2014. PSG memenangkan 3 pertandingan dan Inter Milan memenangkan 1 pertandingan dan 1 pertandingan lainnya berakhir imbang.
Pada pertemuan terakhir, Inter Milan menang 2-1 atas PSG dalam laga uji coba pramusim di Jepang. Saat itu pertandingan Inter Milan vs PSG digelar di Stadion Nasional Jepang pada 1 Agustus 2023. Inter Milan menang berkat dua gol yang dicetak Sebastiano Esposito dan Stefano Sensi. Sedangkan PSG lebih dulu unggul lewat gol Vitinha.
Sebagian besar pemain yang memperkuat PSG dan Inter Milan pada 2023 lalu masih ada dalam tim saat ini. Bahkan Inter Milan dan PSG masih dilatih Simone Inzaghi dan Luis Enrique.
PSG lolos ke Final UCL 2024/2025 dengan menyingkirkan klub Inggris Arsenal di Semifinal. Sedangkan Inter Milan lolos ke Final dengan menundukkan klub Spanyol Barcelona di Semifinal.
Musim ini PSG punya kesempatan emas membukukan treble winners perdana di turnamen major dalam sejarah klub, jika mereka sanggup menutup musim dengan trofi UCL. Jika sukses menjadi Juara maka ini adalah kali pertama PSG manjadi Juara UCL.
Bahkan jika sukses menjadi Juara maka ini akan menjadi sejarah besar bagi sepakbola Prancis di Liga Chanpions (UCL) setelah skandal yang menimpa Olympique Marseille ketika menjuarai Liga Champions 1993. Uniknya saat itu lawan dari Marseille adalah klub sekota Inter yaitu AC Milan.
Sementara itu Inter Milan punya rekam jejak 7 kali menembus final UCL, dengan 3 gelar juara. Terakhir kali Inter menembus Final UCL adalah tahun 2023 ketika Inter Milan takluk dari Manchester City di Final.
Uniknya di Final UCL 2023 itu skuad asuhan Simone Inzaghi ini berhadapan dengan Manchester City yang diasuh Legenda Barcelona sebagai pemain dan pelatih yaitu Pep Guardiola. Dan kini skuad asuhan Simone Inzaghi ini berhadapan dengan PSG yang juga diasuh Legenda Barcelona sebagai pemain dan pelatih yaitu Luis Enrique.
Guardiola dan Enrique pernah satu tim di Barcelona pada 1996 -2001. Dan seperti halnya Guardiola, Luis Enrique sebagai pelatih juga pernah membawa Barcelona menjadi Juara UCL pada musim 2014/2015. Tentu ini menjadi momen menarik saat PSG berhadapan dengan Inter Milan di Final nanti.
Sepanjang karier kepelatihannya, Luis Enrique hanya pernah dua kali berhadapan dengan Inter Milan. Pertemuan tersebut terjadi saat ia masih melatih AS Roma pada musim 2011/2012.
Dalam dua pertemuan di ajang Serie A kala itu, Enrique berhasil membawa Roma unggul atas Inter Milan. Pada pertemuan pertama di matchday 3, pertandingan berakhir imbang 0-0 dalam duel sengit yang berlangsung di Stadion Giuseppe Meazza.
Kemudian, pada pertemuan kedua di matchday 22, AS Roma berhasil mengalahkan Inter dengan skor telak 4-0. Saat itu, Enrique mengandalkan pemain-pemain seperti Fabio Borini, Miralem Pjanic, dan bahkan Francesco Totti masih menjadi bagian dari lini tengah Roma.
Kini, 13 tahun kemudian, situasinya jauh berbeda. Enrique menangani PSG yang diisi banyak pemain muda dan akan berhadapan dengan Inter, tim yang diisi oleh banyak pemain senior di bawah arahan Simone Inzaghi.
Final UCL musim ini tercatat sebagai yang kedua dalam sejarah PSG. Final perdana mereka terjadi pada 2020 lalu. Ketika itu Neymar dan kawan-kawan takluk 0-1 dari klub besar Jerman Bayern Munchen.
Kedua finalis UCL musim ini, PSG dan Inter Milan, sejatinya bukanlah tim yang sangat diunggulkan pada awal kompetisi. Akan tetapi mereka mampu menyuguhkan permainan solid dan determinasi sepanjang kompetisi, hingga beberapa kali berhasil melewati tim-tim unggulan.
PSG melalui Liga Champions 2024/2025 dengan perjuangan keras. Mereka hanya bisa finis peringkat 15 di fase liga. PSG kemudian bangkit dengan menang agregat 10-0 atas Brest di babak playoff.
Setelah itu PSG menyingkirkan Liverpool lewat adu penalti. Menang atas Aston Villa di perempat final. Kemudian menyingkirkan klub Inggris lainnya Arsenal di Semifinal.
Di sisi lain dalam UCL musim ini Inter Milan muncul sebagai salah satu tim paling konsisten di fase liga.
Inter Milan tercatat hanya 1 kali kalah dari Bayer Leverkusen kemuduan hanya kebobolan 1 gol sepanjang fase liga. Kemudian di fase gugur, skuad asuhan Simone Inzaghi ini tampil cukup baik. Inter Milan menyingkirkan Feyenoord di playoff, menaklukkan Bayern Muenchen di babak 8 besar, lalu menyingkirkan Barcelona lewat laga sengit 7 gol di Semifinal.
Musim ini, Inter nyaris bisa mewujudkan treble. Namun, mereka gagal merengkuh gelar Coppa Italia setelah ditaklukkan AC Milan di Semifinal dan juga kalah bersaing dengan Napoli untuk gelar Juara Liga Italia (Serie A) setelah bersaing ketat hingga pekan terakhir. Kegagalan mendapatkan dua gelar itu bisa melipatgandakan motivasi Inter Milan saat tampil di final Liga Champions 2025 ini.
Trofi Liga Champions menjadi asa baru untuk PSG. Mereka tampil solid di bawah arahan Luis Enrique. PSG seperti telah meninggalkan trauma masa lalu. Dominasi di kompetisi domestik berpadu dengan performa meyakinkan di Eropa, memupuk keyakinan bahwa mimpi treble bukan sekadar angan.Bahkan sukses ini diraih setelah pemain – pemain bintang seperti : Lionel Messi, Neymar dan Kylian Mbappe hengkang dari PSG.
Perhatian tertuju pada lini depan PSG yang gemilang dan gelandang-gelandang kreatif mereka. Namun, jangan lupakan sosok Marquinhos yang tetap menjadi jangkar pertahanan dan pemimpin tim sejak final 2020. Pengalamannya bisa menjadi pembeda di laga sebesar ini.
Inter Milan mungkin akan bermain bertahan dengan mengandalkan serangan balik cepat, seperti saat mereka menghadapi Barcelona. Di satu sisi, PSG bakal bermain ulet dengan mencoba menerapkan berbagai variasi serangan saat menggempur pertahanan lawan.
PSG diprediksi akan mencoba mendominasi penguasaan bola dengan permainan cepat dan pressing tinggi. Mereka bakal memanfaatkan transisi untuk menciptakan peluang melalui serangan balik yang mematikan.
Namun, pendekatan itu justru bisa menguntungkan Inter yang terbiasa bermain reaktif. Kemampuan Inter Milan memanfaatkan celah ketika lawannya gencar menyerang sudah terbukti saat menyarangkan tujuh gol ke gawang Barcelona di Semifinal.
PSG tak memiliki masalah dari sisi komposisi pemain. Selain Presnel Kimpembe yang tidak tampil sepanjang musim karena berjuang memulihkan cedera kaki, Luis Enrique dapat lebih leluasa menentukan strategi permainan karena pemain – pemain intinya siap tempur untuk tampil. Semua pemain inti seperti Dembélé, Kvaratskhelia, dan João Neves dalam kondisi fit.
Inter Milan memiliki 3 pemain yang diragukan tampil akibat cedera. Mereka adalah Benjamin Pavard (pergelangan kaki), Yann Bisseck (lutut), dan Piotr Zieliński (otot). Meski belum dipastikan absen, kondisi mereka masih dalam pemantauan.
Namun Inter Milan mendapat kabar baik.Dua pemain yang sempat diragukan bisa bermain karena cedera, Benjamin Pavard dan Piotr Zienlinski sudah kembali berlatih. Keduanya sudah berlatih bersama rekan satu timnya.
Kapten tim Lautaro Martinez belum bermain sejak kemenangan leg kedua atas Barcelona ketika dia menahan sakit selama 70 menit di Semifinal. Setelah rehat dan pemulihan, dia akan fit untuk pertandingan Final nanti.
Pada pertandingan terakhir Liga Italia di kandang Como yang berakhir dengan kemenangan 2-0 pada Jumat pekan lalu, Simone Inzaghi mengistirahatkan sebagian besar pemain inti. Hanya kiper Yann Sommer, bek sayap Federico Dimarco, dan playmaker Hakan Calhanoglu yang diturunkan sebagai starter di laga itu.
Luis Enrique memiliki peluang mrncatat prestasi emas dalam karir kepelatihannya jika sukses membawa PSG menjadi Juara Liga Champions musim ini. Luis Enrique akan menjadi pelatih ketujuh yang menjadi Juara Liga Champions dengan 2 klub berbeda. Sebelumnya Luis Enrique sukses membawa Barcelona menjadi Juara Liga Champions pada musim 2014/2015.
Sebelumnya ada 6 pelatih yang menjadi Juara Liga Champions dengan 2 klub berbeda.Mereka adalah : Ernst Happel (Feyenoord dan Hamburg), Ottmar Hitzfeld (Borussia Dortmund dan Bayern Muenchen), Jose Mourinho (Porto dan Inter Milan), Jupp Heynckes (Real Madrid dan Bayern Muenchen), Carlo Ancelotti (AC Milan dan Real Madrid) dan Josep Guardiola (Barcelona dan Manchester City)
Menarik untuk melihat pertandingan PSG dengan Inter Milan di Final nanti. Dengan melihat fakta – fakta yang ada maka saya menilai pertandingan akan berjalan ketat dan menarik. Inter Milan memang sedikit lebih diunggulkan berkat catatan hebat mereka di UCL musim ini. Namun keberadaan Luis Enrique sebagai pelatih di PSG yang pernah memimpin skuad asuhannya menjuarai UCL tentu layak diperhatikan oleh Inter Milan.
Apalagi jika pertandingan berjalan hingga perpanjangan waktu dan adu penalti dengan keunggulan fisik yang mereka miliki PSG layak lebih diunggulkan untuk meraih gelar juara UCL untuk pertama kalinya sepanjang sejarah perjalanan mereka di UCL.
Apalagi kiper PSG Gianluigi Donnarumma punya modal bagus dalam drama adu penalti ketika membawa Timnas Italia menjadi Juara Piala Eropa 2020 yang digelar tahun 2021 lalu.Tentu hal inilah yang harus diwaspadai oleh Simone Inzaghi dan anak – anak asuhnya.