
MEDANSPORT.ID – MEDAN – Jumat, 11 Oktober 2024, menjadi hari patah hati seluruh rakyat Indonesia. Para pecinta Timnas Indonesia, khususnya. Kemenangan yang sudah di depan mata, pada laga ketiga grup C, putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 kontra Bahrain di Stadion Nasional Bahrain, sirna begitu saja. Secara kasat mata, kemenangan itu dibegal oleh wasit yang memimpin jalannya pertandingan. Ahmed Al Kaf, 41 tahun, asal Oman. Wasit berlisensi FIFA sejak 2010 silam. Pengadil yang melakoni debut di Liga Oman, pada 16 tahun lalu, tepatnya 2008.
Tiga poin penting bagi King Indo – sebutan centil Timnas Indonesia – hilang. Tiga poin yang semestinya bisa menempatkan Timnas Indonesia di posisi kedua tabel klasemen sementara, dan memperlebar peluang untuk lolos ke Piala Dunia 2026.
Gol penyama kedudukan Bahrain tercipta dari skema sepak sudut di menit 99. Waktu pertandingan yang semestinya sudah berakhir. Sebab, perpanjangan waktu hanya plus enam menit. Artinya, ada tiga menit waktu ‘ilegal’ yang diberikan Ahmed Al Kaf untuk Bahrain agar bisa menyamakan kedudukan menjadi 2 – 2. Karena sebelumnya, Indonesia berhasil comeback 2 – 1, hingga menit 98 sepersekian detik.
King Indo tertinggal terlebih dulu oleh gol M Marhoon, pemain Bahrain bernomor punggung 8 di pertandingan yang kick off, pada Kamis malam, 10 Oktober 2024, pukul 23.00 WIB itu.
Tendangan bebas jarak jauh Marhoon mampu membobol gawang Timnas Indonesia. Marten Paes, terhenyak, tak mampu menghalau sepakan keras Marhoon. Sempat membentur mistar, namun bola masuk dan melewati garis gawang.
Memang, sejak awal Bahrain terus melakukan pressing ketat. Indonesia juga bermain tidak seperti biasa. Aliran bola sering terputus. Bahkan, acapkali long ball dari belakang ke depan. Hasilnya, tidak memuaskan. Ada kesan, permainan Timnas Indonesia kurang padu.
Di akhir-akhir babak pertama, permainan Indonesia mulai membaik. Di menit 45 + 3, Ragnar Oratmangoen mampu menyamakan kedudukan. Dimulai dari umpan Ivar Jenner, terjadi kemelut di depan gawang Bahrain. Bola membentur paha Mees Hilger. Bola liar di depan gawang, kemudian dicocor Wak Haji (panggilan Ragnar Oratmangoen), dan masuk. Kedudukan 1 – 1. Tak lama, Ahmed Al Kaf, wasit kontroversial berkepala plontos, kelahiran 6 Maret 1983 itu meniup peluit berakhirnya babak pertama.
Memasuki paruh kedua, setelah melakukan beberapa pergantian; Sandy Walsh diganti Eliano Reijnders, Jordi Amat diganti Rizky Ridho, dan di menit 58, Malik Risaldi diganti Marselino Ferdinan, Indonesia sedikit bisa mengendalikan permainan. Indonesia bermain lebih luwes.
Gol! Indonesia berhasil unggul di menit 74. Indonesia memimpin 2 – 1. Plessing Rafael Struick membuat kiper Bahrain, mati langkah. Gol yang tercipta hampir mirip dengan gol pertama Timnas U-23 kontra Korea Selatan di Piala Asia U-23 lalu. Juga dicetak Rafael Struick.
Pertandingan sudah di akhir waktu, 90 + 6. Alih-alih meniup peluit, Ahmed Al Kaf malah membiarkan permainan terus berlanjut. Malah, Marselino Ferdinan yang tergeletak di kotak penalti Bahrain, dibiarkan begitu saja. Tak digubris sama sekali. Memasuki menit 98 sepersekian detik, Bahrain mendapat sepak pojok. M Marhoon mencetak brace. Menyamakan kedudukan. Tiga poin pertama Indonesia buyar.
King Indo mau tidak mau, rela tidak rela, harus berbagi angka dengan Bahrain. Gol yang penuh kontroversi. Andai Bahrain tidak mencetak gol penyeimbang, bisa saja pertandingan baru akan dihentikan sampai tahun depan, 2025.
Berbanding terbalik dengan pertandingan kualifikasi Piala Dunia lainnya di Zona Conmebol, yang mempertemukan Chili dengan Brazil, tadi pagi. Brazil mampu memenangkan laga yang dihelat di Estadio Julio Martinez di Kota Santiago, Chili, dengan skor 2 – 1. Tambahan waktu lima menit, dan wasit pun meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan di menit 90 + 5.
Bukan soal tambahan waktu ‘ilegal’ saja kontroversi yang terjadi di pertandingan Bahrain Vs Indonesia. Sepanjang laga, Al Kaf benar-benar membuat fans Timnas Indonesia menggerutu. Sejumlah keputusannya cukup merugikan Indonesia. Al Kaf seolah-olah menjadi pemain ke-12 Bahrain. Gimmick yang ditunjukkan para pemain Bahrain juga kerap memancing emosi fans Timnas Indonesia. Guling-guling FC. Sentuh sedikit, jatuh. Provokatif. Khas tim-tim Timur Tengah. Kebalikannya, setiap pemain Indonesia jatuh karena dilanggar, Al Kaf ogah meniup peluit.
Eh, yang parahnya lagi, federasi sepakbola Bahrain, melalui akun media sosial resminya, memposting gol kedua timnas mereka terjadi di menit 90 + 6. Benar-benar muka tembok.
Kolaborasi gimmick, kontroversi wasit dan ‘kongkalikong’ federasi Bahrain, yang luar biasa.
Menilik ke belakang, sebenarnya King Indo juga sudah pernah merasakan kezaliman lain. Dibegal wasit (juga tim sepakbola lain). Ingat dengan pertandingan perdana Piala Asia U-23 lalu?
Kekalahan Indonesia melawan Qatar di laga Piala Asia U-23 2024 menyisakan kekecewaan. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Jassim bin Hamad, Doha, pada Senin, 15 April 2024 lalu, disinyalir banyak memperlihatkan dugaan kecurangan. Akibat kecurangan-kecurangan itu, Indonesia akhirnya harus kalah dengan skor 2 – 0.
Dugaan kecurangan sang tuan rumah, Qatar, bahkan sudah dimulai ketika Justin Hubner Cs diputar-putar saat perjalanan menuju stadion. Dari yang seharusnya delapan menit tiba di stadion, menjadi 15 menit.
Saat pertandingan, wasit, Nasrullo Kabirov memberi hadiah penalti untuk Qatar, setelah memberi kartu kuning kepada Rizky Ridho.
Ivar Jenner mendapat kartu merah. Dalam laga itu, Ivar Jenner mendapat kartu kuning dua kali. Kartu kuning pertama diberikan wasit asal Tajikistan itu ketika pertandingan baru berjalan 14 menit. Padahal, semestinya Ivar Jenner tidak layak mendapat kartu merah.
Dalam pertandingan itu, skuad muda Merah Putih harus bermain dengan sembilan pemain, setelah Ramadhan Sananta juga mendapat kartu merah.
Keputusan kontroversial Kabirov lainnya, yaitu kartu merah jadi kartu kuning. Saigfeldeen Hassan, pemain Qatar U-23 nampak melakukan pelanggaran terhadap Witan Sulaeman. Wasit sempat mengeluarkan kartu merah, namun sesaat kemudian, pemain Qatar itu justru hanya diganjar kartu kuning.
Tak hanya melawan Qatar, laga semifinal kontra Uzbekistan pun Indonesia dikerjai sang pengadil. Selain memberi keputusan kontroversial dengan menganulir gol dari Ferarri, wasit Shen Yinhao asal China juga memberikan kartu merah langsung kepada Rizky Ridho yang melakukan sapuan bola di area pertahanannya.
Pembegalan oleh wasit terhadap Indonesia kembali terjadi pada hajatan play off Olimpiade Paris 2024, melawan Guinea. Karena keputusan kontroversial sang wasit, Francois Letexier, Garuda Muda harus mengubur mimpi ke Olimpiade. Indonesia menelan kekalahan tipis 0 – 1 dari Guinea melalui titik putih yang dieksekusi Ilaix Moriba, pada menit ke-28.
Terlihat jelas, pada menit 26, Witan Sulaeman melakukan pelanggaran di luar kotak penalti. Namun sayangnya, Francois Letexier justru langsung menunjuk titik penalti tanpa melakukan koordinasi dengan hakim garis terlebih dulu.
Melihat fenomena seringnya dibegal wasit dan rival, menandakan King Indo ditakuti dunia. King Indo hanya bisa dikalahkan oleh tim lawan yang berkolaborasi dengan wasit pemimpin pertandingan, ya!
Lapor FIFA
Dengan segala kekacauan yang terjadi di laga kualifikasi Piala Dunia ronde 3 ini, layak dan patut rasanya PSSI untuk melaporkannya ke FIFA. Harapannya, hasil pertandingan dibatalkan, dan dilakukan laga ulang. Ini pernah terjadi, pada 2017 lalu, di pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2018, antara Senegal dan Afrika Selatan. FIFA menghukum sang pengadil, Joseph Lemptey yang terbukti melakukan pengaturan skor.
Senegal awalnya kalah 2 – 1 dari Afrika Selatan. Namun, setelah hasil laga awal dianulir FIFA dan dilakukan pertandingan ulang 12 bulan sesudahnya, Senegal mampu membekuk Afrika Selatan dengan skor 2 – 0.
Jika PSSI mengajukan laporan atas pertandingan Bahrain Vs Indonesia, bukan mustahil laga ini akan dianulir dan dijadwalkan pertandingan ulang.
Namun, jika melihat kasus Senegal dan Afrika Selatan, hasil investigasi FIFA mengatakan, jika si pengadil, Joseph Lemptey terlibat pengaturan skor dengan perusahaan judi/taruhan. Sehingga, pertandingannya harus diulang karena federasi kedua negara tidak terlibat. Dalam kasus Bahrain Vs Indonesia ini, seandainya FIFA menemukan indikasi PSSI-nya Bahrain terlibat, maka King Indo bisa saja mendapat kemenangan WO 3 – 0, tanpa harus tanding ulang. Kalau ini terjadi, peluang Timnas Indonesia main di Piala Dunia semakin terbuka lebar. Sebab, dengan tambahan tiga poin dari hasil WO itu, Indonesia berpotensi nangkring di peringkat 2 klasemen sementara.
Taubatlah Ahmed Al Kaf dan Bahrain!
Ahmed Al Kaf, sang pengadil laga Bahrain Vs King Indo, memang terkenal kontroversial. Dari berbagai laman media, baik online maupun sosial, Al Kaf memiliki reputasi cukup mentereng yang penuh kekacauan.
Dia, si Ahmed Al Kaf ini terkenal royal kartu. Konon, setiap pertandingan dia ‘wajib’ sedikitnya mengeluarkan lima kartu dari sakunya. Tak afdal rasanya kalau tidak lima kartu. Seperti sayur tanpa garam.
Al Kaf telah memimpin 115 pertandingan, dengan mengeluarkan 346 kartu kuning dan 10 kartu merah.
Kekacauan lain yang ditimbulkan dari kepemimpinannya terjadi pada 2020 lalu, Esteghlal Tehran, klub asal Iran, pernah mengajukan protes ke Asian Football Confederation atau AFC. Protes dilayangkan setelah Eseghlal merasa dikalahkan ketika bermain melawan Pakhtakor asal Uzbekistan.
Di tahun yang sama, tepatnya di Piala Asia U-23, Al Kaf juga membuat keputusan kontroversi di laga Arab Saudi Vs Thailand. Al Kaf memberi hadiah penalti kepada The Green Falcons, Arab Saudi.
Pada Maret 2024 lalu, klub yang dibela CR7, Al Nassr melawan Al Ain di Liga Champions Asia. Di pertandingan itu, Al Kaf mengeluarkan total 10 kartu, sembilan di antaranya kartu kuning, dan satu kartu merah. Di laga itu, Ronaldo Cs harus kalah melalui drama adu penalti.
Kembali ke pertandingan Bahrain Vs King Indo. Sesaat setelah laga usai, masyarakat dan netizen Indonesia yang dikenal sangar di dunia maya, langsung menyerbu akun Instagran Ahmed Al Kaf @ahmedalkaf.
Jari jemari netizen terlihat lihai menuliskan kata-kata puitis ke akun Al Kaf. Tak butuh waktu lama, akun itu pun raib. Terdapat pemberitahuan jika halaman sudah tidak tersedia. Terpantau juga jika sudah ada beberapa akun-akun baru Instagram dengan nama Ahmed Al Kaf.
Bukan hanya di akun Ahmed Al Kaf, netizen juga menyerbu akun FIFA, AFC yang presidennya adalah orang Bahrain, termasuk pula milik federasi Bahrain. Umpatan, cacian, makian, dan permintaan keadilan.
Irak juga turut menyampaikan empati atas apa yang dialami King Indo. Respect untuk Irak.
Jadi, segera bertaubatlah kalian, Ahmed Al Kaf dan Bahrain! Tidak takutkah dengan akibat dari perbuatan curang yang telah kalian lakukan? Ingat, Allah tidak menyukai orang-orang zalim. “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang zalim.” (QS Ali Imran: 57)
Kalian bisa saja akan mendapat azab di dunia. “Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya, azabNya sangat pedih lagi keras.” (QS Hud: 102)
Akan dibalas dengan apa yang kalian lakukan. “Pada hari ketika setiap jiwa mendapat balasan atas apa yang telah dikerjakannya, tidak ada yang dirugikan pada hari itu.” (QS Al-Mu’min: 17)
Kalian tidak akan mendapat penolong di hari kiamat. “Tidak ada baginya (orang zalim) seorang pun dari azab Allah.” (QS Al-Baqarah: 270)
Kalian akan mendapat azab yang kekal di akhirat. “Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali ” (QS Asy-Syu’ara: 227). (*)