
MEDANSPORT.ID – MEDAN – Sejak memberlakukan kompetisi profesional yang merupakan gabungan kompetisi Perserikatan dan Galatama yang pertama kali digelar pada musim 1994/95 silam sampai saat ini di Indonesia kehadiran pemain asing terus mewarnai sepakbola Indonesia.Sebelumnya pada era kompetisi Galatama penggunaan pemain asing sempat marak sebelum akhirnya dilarang mulai kompetisi Galatama musim 1983/1984.
Tak hanya pemain, klub – klub Indonesia juga melirik jasa pelatih asing untuk mendongkrak prestasi sebuah klub tersebut. Penggunaan pelatih asing sendiri sudah pernah digunakan pada era kompetisi Perserikatan dan Galatama.Tercatat pelatih asal Polandia Marek Janota pernah melatih Persija,Persib dan PS Bengkulu di era kompetisi Perserikatan.Sedangkan di kompetisi Galatama lebih banyak lagi yang berkiprah.
Di era kompertisi Perserikatan PSMS tidak pernah menggunakan jasa pelatih asing.Pelatih yang menangani PSMS pada masa itu adalah umumnya mantan pemain PSMS Medan.Kebiasaan itu terus berlanjut ketika Liga Indonesia digelar pada musim 1994/1995 hingga musim 1996/1997.Namun prestasi PSMS yang tidak stabil bahkan nyaris degradasi pada musim 1996/1997 membuat PSMS mengambil keputusan menggunakan pelatih asing pada musim 1997/1998.Dan pelatih asal Brazil Jairo Matos tercatat sebagai pelatih pertama yang menangani PSMS.
Berikut catatan saya tentang pelatih – pelatih asing yang pernah menangani PSMS di era sepakbola profesional Indonesia.
1. Jairo Matos
Memasuki Liga Indonesia musim 1997/1998 PSMS memutuskan menunjuk pelatih Brazil Jairo Matos untuk melatih PSMS.Jairo Matos sendiri bukan sosok asing di kancah persepakbolaan Medan.Di era kompetisi Galatama pada era 1980-an Jairo Matos memperkuat klub Galatama Medan yaitu Pardedetex.Dirinya bahkan menjadi bintang dan idola di Medan saat itu.

Sesudah menekuni dunia kepelatihan Jairo Matos pada akhir era 80-an dan awal 90-an Jairo Matos menangani klub asal Tapanuli Utara Perstu dan Harimau Tapanuli.Di era Liga Indonesia Jairo Matos juga sempat melatih Medan Jaya.
Pada musim 1997/1998 Jairo Matos yang didampingi Suimin Diharja sebagai asisten pelatih.Prestasi PSMS saat itu cukup baik dan kembali menjadi kekuatan yang diperhitungkan seperti halnya di era Perserikatan.Klub bertabur bintang seperti Pelita jaya bahkan takluk 2-4 di Stadion Teladan Medan.PSMS bahkan mampu berada di papan atas Wilayah Tengah saat itu.
Namun sayang konflik internal antara Jairo Matos dengan pemain dan manajemen PSMS saat itu membuat Jairo Matos dan PSMS berpisah.Posisi Jairo Matos kemudian digantikan oleh Suimin Diharja hingga akhirnya kompetisi Liga Indonesia 1997/1998 dihentikan akibat kondisi politik nasional yang disertai konflik sosial di masyarakat yang tidak kondusif saat itu.
2. Eric Williams
Setelah satu dekade akhirnya PSMS kembali menggunakan jasa pelatih asing pada Indoensia Super League (ISL) 2008/2009.Saat itu PSMS yang dikelola oleh pengusaha Sihar Sitorus menunjuk pelatih asal Australia Eric Williams sebagai pelatih. Eric Williams bukan sosok asing di sepakbola Medan karena pernah melatih Timnas U16 pada tahun 2001 yang menjalani pelatnas di Medan.

Eric Williams saat itu masuk menggantikan Iwan Setiawan yang diputus kontraknya pada awal musim oleh manajemen PSMS.Eric Williams saat itu melatih hingga pertengahan musim.Sayang saat ditangani oleh Eric Williams prestasi PSMS stagnan dan tidak stabil hingga berada tidak jauh dari zona degradasi.
Akhirnya Eric Williams diputus kontraknya oleh manajemen PSMS pada pertengahan musim.
3. Luciano Leandro
Pada pertengahan musim ISL 2008/2009 manajemen PSMS menunjuk pelatih asal Brazil yang pernah memperkuat PSM dan Persija Luciano Leandro sebagai pelatih menggantikan Eric Williams.Namun Luciano Leandro hanya berkiprah dalam 2 pertandingan bersama PSMS.

Lisensi kepelatihan Luciano Leandro saat itu dianggap bermasalah oleh PSSI.Akhirnya Luciano Leandro digeser menjadi Direktur Teknik PSMS dan posisi pelatih diambil alih oleh Liestiadi.
4. Raja Isa
Pelatih asing keempat yang menangani PSMS adalah pelatih asal Malaysia Raja Isa bin Raja Akram Shah atau yang lebih dikenal dengan nama Raja Isa.Raja Isa menangani PSMS saat kompetisi sepakbola Indonesia terbelah menjadi dua yaitu ISL dan IPL pada 2012.

Raja Isa menangani PSMS yang berlaga di ISL pada 2012.Namun kiprah Raja Isa juga tidak berlangsung lama. Raja Isa hanya bertahan 8 laga di musim itu karena hanya mampu mengantarkan PSMS meraih hasil 1 kali menang, 4 seri, dan 3 kali kalah. Usai kalah 0-1 dari Persegres di Stadion Teladan, Raja Isa diputus kontraknya dan digantikan Suharto AD hingga akhir musim.
5. Fabio Lopez.
Jika Raja Isa ditunjuk menangani PSMS pyang berlaga di ISL pada 2012 maka PSMS yang berlaga di IPL pada 2012 menunjuk pelatih asal Italia Fabio Lopez sebagai pelatih.

Fabio Lopez sendiri pernah menjadi pelatih akademi AS Roma pada awal tahun 2000-an.Fabio Lopez dikontrak oleh PSMS menggantikan M.Khaidir yang digeser menjadi asisten pelatih akibat prestasi PSMS yang buruk di awal musim.
Namun Fabio Lopez juga gagal mengangkat prestasi PSMS di kompetisi IPL dan berada di papan bawah hingga akhir musim.
6. Peter Butler
Sosok berikutnya yang menjadi pelatih asing yang menangani PSMS adalah pelatih asal Inggris Peter Butler.Peter Butler saat itu menangani PSMS yang berlaga di Liga 1 pada 2018.

Peter Butler hadir di PSMS jelang pertengahan musim menggantikan Djadjang Nurdjaman yang diputus kontraknya oleh PSMS.
Kiprah Peter Butler yang pernah melanglang buana melatih di berbagai negara termasuk melatih Persiba Balikpapan dan Persipura di Indonesia membuat harapan muncul di hati pecinta PSMS saat itu bahwa Butler mampu membawa PSMS berprestasi di Liga 1.Sayang harapan itu gagal dipenuhi oleh Butler karena pada akhirnya PSMS degradasi ke Liga 2 pada akhir musim.