
MEDANSPORT.ID – MEDAN – Di partai Semifinal lainnya Taufik Hidayat berhadapan dengan pebulutangkis Thailand Boonsak Ponsana. Taufik Hidayat menatap Semifinal dengan optimisme tinggi. Dari 5 pertemuan sebelumnya Taufik Hidayat berhasil menaklukkan Boonsak Ponsana sebanyak 4 kali.
Dan di laga Semifinal tersebut Taufik Hidayat memang tampil dominan dan sukses membuat Boonsak Ponsana tak berdaya menghadapi permainan yang diterapkan Taufik. Tanpa kesulitan berarti Taufik Hidayat menaklukkan Boonsak Ponsana dengan straight set 15-9 dan 15-2. Taufik Hidayat melangkah ke Final berhadapan dengan Shon Seung Mo.
Wakil Indonesia lainnya yang berlaga di Semifinal ganda putra Flandy Limpele/Eng Hian terhenti langkahnya setelah takluk dari pasangan kuat Korea Selatan Ha Tae Kwon/Kim Dong Moon.Flandy Limpele/Eng Hian takluk straight set 8-15 dan 2-15 dari Ha Tae Kwon/Kim Dong Moon.
Pada laga perebutan Medali Perunggu tunggal putra Sony Dwi Kuncoro berhadapan dengan Boonsak Ponsana. Sebelumnya keduanya baru sekali berhadapan di nomor beregu SEA Games 2003 dan laga tersebut dimenangkan oleh Boonsak Ponsana.
Dan laga keduanya benar – benar berjalan seru. Sony betul – betul termotivasi meraih Medali Perunggu sekaligus membalas kekalahannya atas Boonsak Ponsana.Laga diwarnai denga jual beli serangan yang ketat diantara keduanya. Dan akhirnya Sony sukses menaklukkan Boonsak Ponsana dengan straight set 15-11 dan 17-16 sekaligus sukses meraih Medali Perunggu.
Taufik Hidayat menjadi satu – satunya wakil Indonesia di laga Final Bulutangkis Olimpiade Athena 2004. Dari 6 pertemuan sebelumnya Taufik Hidayat unggul dengan meraih 4 kemenangan atas Shon Seung Mo. Namun itu tidak membuat Taufik Hidayat lepas dari ketegangan menghadapi laga Final. Walau begitu sang pelatih Mulyo Handoyo dengan tekun terus memberi motivasi kepada Taufik Hidayat.
Sabtu 21 Agustus 2004 bertempat di Goudi Olympic Hall Athena berlangsunglah Final Tunggal Putra Bulutangkis Olimpiade 2004. Publik Indonesia berharap besar Taufik Hidayat mampu mempersembahkan Medali Emas kepada Indonesia.
Taufik Hidayat memulai pertandingan penampilan yang tidak meyakinkan.Taufik yang terlihat tegang sempat tertinggal 0-6 dari Shon Seung Mo. Namun berkat arahan dari Mulyo Handoyo yang terus meneriaki Taufik di pinggir lapangan perlahan – lahan Taufik mulai bangkit dan akhirnya mampu membuat Shon Seung Mo tak berkembang permainannya. Taufik akhirnya unggul 15-8 atas Shon Seung Mo di set pertama.
Di jeda set pertama dan kedua Mulyo Handoyo bersama pelatih fisik Paulus Pesurnay terus memberi arahan kepada Taufik agar menjaga fokus dan tidak tampil tegang seperti di awal set pertama. Dan pada set kedua Taufik Hidayat yang didukung penuh oleh publik Indonesia yang hadir di Goudi Olympic Hall tampil lebih rileks dan akhirnya sukses membuat Shon Seung Mo tak berdaya. Set kedua dengan gemilang dimenangkan oleh Taufik Hidayat dengan skor 15-7 sekaligus memastikan dirinya meraih Medali Emas Olimpiade Athena 2004.
Begitu smash tajam Taufik Hidayat tidak mampu dijangkau oleh Shon Seung Mo, meledaklah kegembiraan dan keharuan pada diri Taufik Hidayat. Dengan air mata keharuan yang tumpah Taufik Hidayat langsung jongkok sambil menutup wajahnya yang basah oleh air mata. Di pinggir lapangan sang pelatih Mulyo Handoyo berpelukan haru dengan pelatih fisik Paulus Pesurnay. Lalu Mulyo Handoyo berlari ke tengah lapangan dan memeluk erat Taufik Hidayat dengan penuh keharuan.Keduanya benar – benar tak dapat menahan air mata haru merayakan keberhasilan Taufik Hidayat meraih Medali Emas Olimpiade Athena 2004.
Di tribun kehormatan Ketua Umum KONI Agum Gumelar berpelukan dengan penuh kegembiraan dan keharuan dengan Ketua Umum PB PBSI Sutiyoso. Para penonton juga bertepuk tangan dan bersorak sorai sambil membentangkan bendera Merah Putih dengan penuh kegembiraan.
Taufik Hidayat bersama Mulyo Handoyo mendatangi tribun dan disambut dengan pelukan hangat dan penuh keharuan dari Agum Gumelar dan Sutiyoso. Kemudian Taufik Hidayat berjalan mengitari tribun menyalami para pendukung Indonesia yang terus bersorak sorai dengan penuh kegembiraan.
Tepuk tangan penonton bergemuruh ketika Taufik Hidayat yang mengalungkan bendera Merah Putih di tubuhnya menerima kalungan Medali Emas, karangan bunga dan mahkota zaitun yang dikenakan di kepalanya. Air mata haru tak dapat ditahan Taufik Hidayat dan rekannya Sony Dwi Kuncoro yang meraih Medali Perunggu dan para penonton yang hadir ketika bendera Merah Putih berkibar dan Indonesia Raya berkumandang sebagai penghormatan atas keberhasilan Taufik Hidayat meraih Medali Emas di Olimpiade Athena 2004 ini.
Taufik Hidayat mempersembahkan Medali Emas yang diraihnya untuk seluruh rakyat Indonesia dan sebagai kado untuk peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia yang ke-59 pada 17 Agustus 2004.
Di Olimpiade Athena 2004 bulutangkis menyumbangkan 1 Medali Emas dan 2 Medali Perunggu untuk Indonesia. Satu Medali Perunggu lainnya dipersembahkan oleh pasangan ganda putra Flandy Limpele/Eng Hian. Bulutangkis menjadi satu – satunya cabang olahraga yang menyumbangkan Medali Emas untuk Indonesia di Olimpiade Athena 2004 ini.
Selain bulutangkis,angkat besi menjadi cabang olahraga yang juga menyumbangkan medali untuk Indonesia lewat lifter putri Raema Lisa Rumbewas yang meraih Medali Perak.
Torehan 1 Medali Emas,1 Medali Perak dan 2 Medali Perunggu ini menghantarkan Indonesia duduk peringkat 48 klasemen akhir perolehan medali Olimpiade 2004 ini.
Itulah momen bersejarah ketika bulutangkis Indonesia meraih Medali Emas di Olimpiade Athena 2004.Sebuah catatan kejayaan bulutangkis Indonesia di pentas Olimpiade.