MEDANSPORT.ID – MEDAN – Setelah pertama kali dipertandingkan secara resmi di Olimpiade Barcelona 1992, untuk keempat kalinya bulutangkis kembali dipertandingkan di Olimpiade Athena 2004. Dan Indonesia kembali menaruh harapan besar untuk kembali mengulangi sukses yang diraih bulutangkis di Olimpaide Barcelona 1992,Atlanta 1996 dan Sydney 2000.

Bulutangkis di Olimpiade Athena digelar pada 14  – 21 Agustus 2004 di Goudi Olympic Hall. Bulutangkis  waktu itu menggelar 5 nomor pertandingan yaitu tunggal putra,tunggal putri,ganda putra,ganda putri dan ganda campuran. Tunggal putra saat itu menjadi salah satu andalan utama Indonesia untuk merebut medali emas.

Indonesia saat itu meloloskan 2 tunggal putra ke Olimpiade Athena 2004 yaitu Sony Dwi Kuncoro dan Taufik Hidayat. Hanya saja penampilan dan prestasi para atlet bulutangkis Indonesia yang naik turun membuat para pecinta bulutangkis Indonesia sedikit pesimis bulutangkis Indonesia kan meraih Medali Emas di Olimpiade Athena 2004.

Bagi Taufik Hidayat ini adalah kali kedua berlaga di Olimpiade. Sebelumnya Taufik tampil di Olimpiade Sydney 2000. Sedangkan bagi Sony Dwi Kuncoro ini adalah kali pertama berlaga di Olimpiade.

Kesuksesan Indonesia yang meloloskan 2 tunggal putra ke Olimpiade Atlanta ini tidak lepas dari tangan dingin pelatih tunggal putra Indonesia Mulyo Handoyo dan pelatih fisik Paulus Pesurnay. Berkat polesan mereka keduanya bisa tampil baik dan berlaga di Olimpiade Athena 2004.

Sepanjang 2003-2004 prestasi tunggal putra Indonesia memang kurang memuaskan.Mereka kerap gagal menjadi juara di turnamen – turnamen yang mereka ikuti. Di All England 2004 Sony Dwi Kuncoro terhenti di babak 8 besar dan Taufik Hadayat kandas di Semifinal.

Yang lebih menyakitkan saat itu adalah kegagalan Indonesia mempertahankan gelar Juara Thomas Cup setelah takluk dari Denmark di Semifinal Thomas Cup 2004 yang digelar di Jakarta. Kegagalan ini bahkan membuat pengurus PB PBSI yang saat itu dipimpin Chairul Tanjung mundur dari jabatannya.

Dan akhirnya pada Munaslub PBSI 17 Juli 2004 yang berlangsung di Hotel Hilton Jakarta Sutiyoso terpilih sebagai Ketua Umum PB PBSI. Dan Saat itu Sutiyoso kembali menghadirkan sosok M.F Siregar sebagai Sekjend PBSI. Selain itu legenda bulutangkis Indonesia Rudy Hartono ditunjuk sebagai Kepala Bidang Olahraga dan Pengembangan Daerah,Icuk Sugiarto sebagai Ka.Bid.Binpres dan tetap mempertahankan Christian Hadinata sebagai Direktur Pelatnas PBSI serta beberapa legenda bulutangkis lainnya seperti Tan Joe Hok dll juga dipercaya untuk masuk dalam kepengurusan PBSI.

Dalam waktu yang singkat kepengurusan PBSI ini harus bekerja keras untuk memperbaiki prestasi bulutangkis Indonesia dan mempertahankan tradisi meraih Medali Emas di Olimpiade. Kehadiran Mulyo Handoyo kembali ke PBSI jelang Thomas Cup 2004 yang tetap dipertahankan PBSI era Sutiyoso untuk menangani tunggal putra Indonesia dianggap salah satu kunci untuk memperbaiki prestasi tunggal putra Indonesia. Apalagi Taufik Hidayat dikenal sangat menghormati Mulyo Handoyo.Bahkan Taufik Hidayat menganggap polesan tangan Mulyo Handoyo yang membuatnya sukses di pentas bulutangkis Internasional.

Salah satu hal positif kehadiran Mulyo Handoyo adalah kemampuannya meloloskan Taufik Hidayat di saat – saat akhir penentuan kelolosan ke Olimpiade Athena 2004. Dampak poostif polesan Mulyo Handoyo di Thomas Cup 2004 adalah penampilan yang meyakinkan dari Sony dan Taufik di Thomas Cup 2004. Di Semifinal walau kalah dari Denmark keduanya bahkan bisa menyumbang poin bagi Indonesia. Sony yang tampil di tunggal pertama bahkan sukses menaklukkan salah satu pebulutangkis tangguh saat itu Peter Gade.

Saat itu tunggal putra yang diunggulkan akan meraih Medali Emas Olimpiade 2004 adalah Lin Dan (China), Bao Chunlai (China),Chen Hong (China), Peter Gade (Denmark), Wong Choong Hann (Malaysia), Lee Hyun Il (Korea Selatan) dan Shon Seung Mo (Korea Selatan).

Diantara mereka Lin Dan,Chen Hong dan Peter Gade adalah kandidat terkuat yang diprediksi akan meraih Medali Emas di Olimpiade Atlanta. Apalagi Lin Dan saat itu adalah peringkat 1 dunia dan sukses meraih Juara All England 2004 dan membawa China meraih gelar Juara Thomas Cup 2004.

Taufik Hidayat memulai langkahnya di Olimpiade Athena 2004 dengan menghadapi pebulutangkis Jepang Hidetaka Yamada di babak 32 besar. Tanpa kesulitan berarti Taufik sukses menaklukkan Hidetaka Yamada dengan  straight set  15-8 dan 15-10. Di babak 16 besar Taufik menghadapi tantangan berat dengan menghadapi pebulutangkis tangguh Malaysia Wong Choong Hann. Walau melalui duel ketat akhirnya Taufik menaklukkan Wong Choong Hann dengan rubber set 11-15, 15-7 dan 15-9.

Taufik Hidayat dengan air mata haru bersama sang pelatih Mulyo Handoyo merayakan keberhasilannya meraih Medali Emas Olimpiade Athena 2004 setelah di Final menaklukkan pebulutangkis Korea Selatan Shon Seung Mo

Di babak 8 besar Taufik Hidayat kembali menghadapi tantangan berat karena harus menghadapi “rival berat” yang menaklukkannya di Semifinal All England 2004 Peter Gade. Namun kali ini dengan gemilang Taufik Hidayat menaklukkan pebulutangkis Denmark tersebut dengan straight set 15-12 dan 15-12 dan melangkah ke Semifinal.

Sony Dwi Kuncoro memulai langkahnya di Olimpiade Athena 2004 dengan menghadapi pebulutangkis pebulutangkis Malaysia Roslin Hashim di babak 32 besar. Walau sempat mendapatkan perlawanan keras Sony akhirnya sukses menaklukkan Roslin Hashim dengan rubber set 15-6,9-15 dan 15-8.

Di babak 16 besar Sony berhadapan dengan pebulutangkis Norwegia Jim Ronny Andersen. Tanpa kesulitan berarti Sony sukses menaklukkan Jim Ronny Andersen dengan straight set 15-7 dan 15-6. Di babak 8 besar Sony menghadapi pebulutangkis Korea Selatan Park Tae Sang. Dan dengan gemilang Sony sukses menaklukkan Park Tae Sang dengan straight set  15-13 dan 15-4 dan melangkah ke Semifinal.

Kejutan besar terjadi di Olimpiade Athena 2004 ini. Unggulan pertama yang juga peringkat  1 dunia sekaligus favorit kuat meraih Medali Emas Lin Dan justru tumbang di babak 32 besar. Lin Dan tersingkir setelah takluk dari pebulutangkis Indonesia yang pindah ke Singapura Ronald Susilo. Lin Dan takluk straight set 12-15 dan 10-15.

Dua pebulutangkis China lainnya Bao Chunlai dan Chen Hong juga tidak bisa berbuat banyak di Olimpiade Athena 2004 ini. Keduanya disingkirkan oleh pebulutangkis Korea Selatan. Bao Chunlai takluk dari Park Tae Sang di babak 16 besar. Sedangkan Chen Hong takluk dari Shon Seung Mo di babak 8 besar.

Di Semifinal Sony Dwi Kuncoro berhadapan dengan Shon Seung Mo.Sony sendiri sedikit lebih diunggulkan untuk meraih kemenangan atas Shon Seung Mo. Dari 3 pertemuan sebelumnya Sony unggul 2-1 atas  Shon Seung Mo. Bahkan pada pertemuan terakhir mereka di babak ketiga All England 2004 Sony sukses menaklukkan Shon Seung Mo 15-11 dan 17-14. Laga Semifinal antara Sony dengan Shon Seung Mo berlangsung sengit. Set pertama dimenangkan oleh Shon Seung Mo dengan 15-6. Namun Sony berhasil bangkit di set kedua dan menang dengan skor 15-9.Sayang di set ketiga Sony Dwi Kuncoro tampil antiklimaks dan akhirnya takluk 9-15 dari Shon Seung Mo. (bersambung)

Bagikan: