
MEDANSPORT.ID – MEDAN – Perguruan Seni Pembela Diri Kencana Kwitang (SPDKK) kota Medan terus eksis membina atlet untuk memberikan kontribusi petarung andalan bagi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) kota Medan. Salah satunya, Safa Syafira Saragih yang berhasil mendulang medali perunggu di kelas A putri.
Raihan tersebut di raih pelajar SMP Swasta Pahlawan Nasional Medan pada ajang Piala Walikota Medan yang digelar di Gelanggang Remaja Jalan Sutomo Ujung, Rabu (17/5/2023).
“Usai melakoni Piala Wali Kota Medan 2023, terus memfokuskan pada pelatihan bela diri, tujuan pencak silat juga dapat melatih rasa sabar, kedisiplinan, kemampuan bertahan bahkan konsentrasi serta ingin mewujudkan prestasi demi prestasi pada kejuaraan mendatang,” ujar atlet penyandang sabuk kuning ini di Medan, Minggu (25/6/2023).
Atlet di bawah binaan pelatih Andri Satria Lubis dan Adek Arifin Harahap ini menuturkan tradisi pencak silat terdiri dari tradisi lisan, Senin pertunjukkan, ritual, dan festival, karya tradisional, pengetahuan dan praktik sosial serta kearifan lokal. Tidak hanya sekadar kekuatan atau jurus, pencak silat dapat membentuk karakter seseorang yang dapat dilihat dari kata-kata pesilat dapat memberikan motivasi.
“Pesilat atau pencak silat merupakan salah satu ilmu bela diri yang sangat populer di Indonesia, termasuk di kota Medan. Bahkan pencak silat merupakan seni bela diri tradisi khas Indonesia yang telah ada dari generasi ke generasi. Bahkan kata-kata pesilat dalam dunia pencak silat begitu luar biasa dan penuh dengan semangat,” tutur anak dari pasangan Muhammad Hikbal Saragih dan Ratih Wulan Sari
Pendekar yang akrab di panggil Safa ini mulai menggeluti olaharaga bela diri pencak silat sejak tahun 2021 berlatih di SPDKK Jalan Madio Santoso Medan. “Awal mulanya menekuni pencak silat untuk menjaga diri dari tindakan kejahatan, namun setelah menekuni bela diri warisan dari tanah air ini semakin termotivasi setelah berhasil meraih prestasi dari kejuaraan yang telah diikuti,” ungkapnya.
Seorang pesilat harus terus berlatih keras tiap saat untuk mengasah kemampuannya saat melakoni pertandingan. Pesilat yang dilahirkan di Medan pada 19 Desember 2009 ini menyebut punya motto “Kalah itu biasa, namun kita harus mampu untuk bangkit kembali dan terus berjuang untuk membukukan prestasi”.
“Intinya saya terus berlatih dan berlatih untuk memperbaiki diri sehingga meraih prestasi nasional. Target ke depan ingin menjadi kontingen Sumut pada perhelatan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) dan PON pada tahun 2028,” pungkas atlet yang bercita-cita ingin jadi Polwan ini. (*)