Untung Ketua II PSSI yang juga penanggung jawab pertandingan Kamaruddin Panggabean sigap turun ke lapangan melerai keributan antara kedua tim sehingga akhirnya pertandingan dapat dilanjutkan. Menjelang akhir babak pertama Ajax mendapat hadiah tendangan penalti setelah bintang PSMS Nobon “hands ball” di kotak penalti. Jhony Rep sukses mengeksekusi penalti sehingga membawa Ajax unggul 2-1 ketika turun minum.

Pada babak kedua Ajax melakukan beberapa pergantian pemain. Jhony Rep diganti oleh Wim Suurbier, Ruud Krol diganti oleh Barry Hulshoff dan Horst Blakenburg digantikan oleh Henk Van Zanten. Di kubu PSSI Wilayah I (PSMS Plus) tidak ada pergantian pemain. Pada menit ke-59 ParlinSiagian sukses menjebol gawang Ajax lewat gol indah “banana kick” yang menjadi ciri khasnya yang membuat kedudukan menjadi imbang 2-2.

Skor imbang in imembuat permainan Ajax menjadi kacau dan membuat PSSI Wilayah I semakin gencar menero lini pertahanan Ajax. Pada menit ke-71 Sarman Panggabean membawa PSSI Wilayah I unggul 3-2.Gol ini membuat PSSI Wilayah I (PSMS Plus) kian bersemangat dan akhirnya pada menit ke-78 Zulkarnaen Pasaribu mencetak gol
lewat tendangan keras yang menjadi cirri khasnya dan membawa PSSI Wilayah I (PSMS Plus) unggul 4-2 atas Ajax.

Ketinggalan 2 gol membuat Ajax tersentak dan mulai gencar melakukan serangan namun PSSI Wilayah I (PSMS Plus) juga tidak mau kalah dengan melakukan serangan balik yang tidak kalah gencarnya. Di saat pertandingan tengah berjalan dengan sengit tiba – tiba wasit HO Sihombing meniup peluit panjang tanpa memperhatikan bahwa pertandingan masih tersisa 10 menit. Manajer dan pelatih Ajax melakukan protes keras yang juga diikuti oleh ofisial PSSI Wilayah I kepada Ketua II PSSI yang juga penanggung jawab pertandingan Kamaruddin Panggabean atas keputusan wasit tersebut.

Protes tersebut diterima oleh Ompung Kamrud yang langsung menegur keras sang wasit.Tapi begitu pemain – pemain PSSI Wilayah I masuk ke lapangan pemain – pemain Ajax yang sudah kadung masuk ke ruang ganti menolak untuk melanjutkan pertandingan dan mengakui keunggulan PSSI Wilayah I (PSMS Plus).

Walau kecewa dengan kepemimpinan wasit, Pelatih Ajax Bob Haarms mengakui keunggulan anak – anak Medan. Apalagi anak – anak Medan memiliki semangat dan fanatisme yang tinggi dan tidak gentar dengan nama besar Ajax sebagai salah satu klub besar Eropa.

Bob Haarms juga memuji penampilan 2 bintang PSMS yang sebelumnya memperkuat PSSI Tamtama ketika dikalahkan Ajax pada 5 Juni 1975 di Senayan yaitu Yuswardi dan Nobon yang tampil jauh lebih baik dari sebelumnya dan terlihat lebih ngotot dalam bermain ketika membela panji PSMS Plus dalam pertandingan di Stadion Teladan tersebut.

Kehadiran Ajax sendiri ke Indonesia tidak lepas dari lobi Ketua II PSSI yang juga tokoh sepakbola Sumut Kamaruddin Panggabean. Seusai dari Medan Ajax berduel dengan Persija di Senayan pada 9 Juni 1975 dan berakhir imbang 1-1 lalu menutup turnya ke Indonesia dengan bermain melawan Persebaya di Stadion Tambaksari pada 11 Juni 1975 dimana Ajax menang 3-2.

Seusai duel melawan Ajax ini akhirnya Sunardi B dan Taufik Lubis resmi bergabung dengan PSMS Medan. Itulah salah satu momen emas dalam sejarah kejayaan PSMS Medan.Betapa PSMS Plus pernah Berjaya menaklukkan klub besar Eropa yang skuadnya juga skuad utama Timnas Belanda di Piala Dunia 1974 di Medan.Walau saat itu Ajax sudah ditinggalkan oleh 2 bintang utamanya yaitu Johan Cruyff dan Johan Neeskens yang pindah ke Barcelona namun tidak menutupi fakta bahwa saat itu Ajax adalah klub besar di Eropa dan dunia. (***)

Bagikan: