Bincang Singkat Pemerhati Olahraga Sumut dengan Legenda PSMS Medan Bang Nobon

MEDANSPORT.ID - MEDAN - Stadion Kebun Bunga yang berada di Jalan Candi Borobudur No 2, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, menyimpan banyak kenangan bagi eks punggawa PSMS Medan. Tak jarang hampir setiap minggu pula para mantan klub berjuluk Ayam Kinantan itu bersilaturrahmi.
Diskusi kecil mengenai perkembangan sepakbola Indonesia, yang terutama soal PSMS Medan. Memang, kata pemerhati olahraga Sumatera Utara, Indra Efendi Rangkuti, ibarat kata reuni kecil mantan pemain PSMS Medan sering dilakukan mereka di Kebun Bunga.
Nah, pada Minggu (12/3/2023) pagi, Indra Efendi Rangkuti menyempatkan diri bertemu dengan seorang legenda PSMS Medan yang lagi santai di sana. Ya, adalah H Nobon Kayamuddin. Nama H Nobon Kayamuddin sungguh tak asing lagi di blantika persepakbolaan Sumatera Utara serta di kancah nasional.
Pasalnya, selain bermain membela tim kesayangan warga Sumut, Nobon yang akrab disapa bang Nobon itu juga dipercaya membela Timnas Indonesia. Mengenakan baju kaos kebanggan (PSMS Medan) bernomor 5, pria kelahiran 08 Maret 1950 duduk di atas kursi seadanya di Stadion Kebun Bunga.
Tepat di sampingnya duduk pemerhati olahraga Sumut Indra Efendi Rangkuti sambil menyapa. "Apa kabar bang Nobon," sapa Indra Efendi Rangkuti, Minggu pagi nan cerita pekan kemarin.
Nobon dengan tampilan sederhana lobe warna hitam di kepala, dia langsung membalas sapa Indra Efendi Rangkuti. "Alhamdulillah, sehat," singkat Nobon. Perbincangan singkat pecah saat itu sambil mengulum tawa. Ya, memang dari dulu sosok Nobon dikenal orang sederhana.
Dari sejumlah literasi menyebutkan bahwa H Nobon Kayamuddin sangat kental mewarnai perjalanan PSMS Medan dan Tim Nasional Indonesia era 1970-an. Bersama PSMS, Nobon meraih trofi juara Perserikatan pada 1971 dan 1975 plus Piala Soeharto 1972.
Di level timnas, Nobon Kayamuddin jadi pilar skuad Garuda yang nyaris lolos ke Olimpiade Montreal 1976. Ketika itu Indonesia harus takluk dari Korea Utara lewat adu penalti di Stadion Utama Senayan.
Ciri khas yang melekat pada diri Nobon Kayamuddin adalah gelandang bertipe petarung dan tanpa kompromi untuk memutus serangan lawan. Tak hanya itu, mobilitas dan totalitasnya di lapangan hijau membuatnya kerap berkeliaran di kotak penalti lawan. Itulah mengapa Nobon mendapat julukan 'Si Biang Kerok'.
Dilansir channel Youtube Lae Tape, Nobon Kayamuddin menceritakan perjalanan panjangnya di sepak bola yang dimulai pada 1960. Nobon yang saat itu masih berusia sembilan tahun berlatih sepak bola di kawasan Brayan Bengkel bersama tim PJKA Medan.
"Kebetulan ayah saya juga adalah pesepak bola yang juga pegawai PJKA Medan. Beliau yang mengenalkan saya pada sepak bola," ulas Nobon di channel Youtube Lae Tape.
Peruntungan Nobon di sepak bola mulai terbuka ketika bergabung di tim PS AMS yang berkiprah pada kompetisi internal PSMS pada akhir 1960-an. Dari kompetisi internal, nama Nobon terpantau untuk memperkuat PSMS yang kemudian meraih trofi juara 1971.
Sejak itu, Nobon jadi bagian penting sukses PSMS menjuarai berbagai turnamen seperti Soeharto Cup 1972, Marah Halim Cup 1972 dan 1973, Jusuf Cup 1974 dan turut membawa PSSI Wilayah I yang didominasi bintang PSMS meraih Runner Up President Cup 1974 di Seoul.
Bersama Nobon, ada sejumlah nama seangkatannya yang mencuat ke level nasional seperti Parlin Siagian, Wibisono, Ronny Pasla, Anwar Ujang dan Tumsila. Momen spesial Nobon bersama timnas terjadi ketika Indonesia beruji coba dengan Uruguay di Stadion Utama Senayan pada 19 April 1974.
Pada laga itu, Nobon yang berperan sebagai pemutus serangan lawan membawa timnas menekuk Uruguay dengan skor 2-1.Penasaran dengan kekalahan itu, Uruguay meminta ujicoba ulang dua hari kemudian.
Uruguay memang menang dengan skor 3-2. Tapi, penampilan Nobon tetap dinilai istimewa karena mampu mencetak satu dari dua gol timnas pada laga ulang itu. Lewat tangan dingin laki yang kini berusia 73 tahun tersebut, dia berhasil membawa PSMS Medan promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia 2003. (sumber/nt)
Komentar