PSMS MEDAN bertengger di puncak klasemen sementara Liga 2 Indonesia wilayah Barat. Merengkuh 7 poin dengan hasil seri lawan PSKC Cimahi, dan menang atas Persiraja Banda Aceh (3-0) serta membantai Karo United (1-0), cukup menjadi pelajaran bagi Joko Susilo Cs.
Bukan tanpa alasan, pasalnya dari tiga laga tersebut tim kesayangan warga Medan ini selaku tamu. Dari segi permainan, pasukan I Putu Gede ini sedikit telah punya mental mumpuni. Ditambah lagi motivasi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi selaku pembina berharap agar si ‘Ayam Kinantan’ bisa menembus Liga 1 Indonesia untuk tahun depan.
Dari raihan yang didapati itu, soal kisruh PSMS Medan khususnya di susunan kepengurusan seakan tak jadi masalah besar. Para pemain tampak fokus untuk memetik poin per poin di markas para seterunya. Langkah apik
ini patut diacungi jempol. Pun, jempol yang diberikan ya, baru 1 satu, belum bisa diperlihatkan dua jempol.
Sebab masih banyak tantangan ke depannya, yakni tim-tim yang lebih memiliki kualitas dan kuantitas. Seperti Sriwijaya FC yang akan bertandang di home base-nya PSMS Medan di Stadion Teladan pada pekan ke-4 Minggu
depan (18/9/2022).
Pekerjaan rumah (PR) yang harus ditukangi I Putu Gede juga tak sedikit. Di lini pertahanan terlihat dari kecolongan. Untuk lini tengah, sejumlah pemain yang pasang kurang fokus, sehingga aliran bola kurang maksimal. Sedangkan bicara penyelesaian akhir, toh butuh kegigihan, seperti gebrakan ‘Ribak Sude’.
Dari tiga hasil pertandingan, sekali seri saat bertandang ke Stadion Sijalak Harupat, Bandung, mungkin itu sebuah prestasi. Hanya saja performa pemain harus sesegera mungkin dibenahi. Nah, tatkala melawat ke Banda Aceh, lagi-lagi tim Ayam Kinantan (masih) diuntungkan. Pasalnya, kemenangan boleh kata karena insiden.
Alhasil, PSMS Medan pun dikatakan menang secara Walk Out alias WO. Kemarin, seyogianya PSMS Medan juga bisa menusuk jala Karo United lebih dari 1 gol. Selain bermain di depan pendukungnya sendiri, pun PS Karo United ‘meminjam’ Stadion Teladan, tapi itu adalah nilai plus bagi klub berkostum hijau ini.
Namun sayang PSMS Medan cuma mencetak 1 gol yang dinilai minim dalam aliran bola dari para pemain tengah. Serta (mungkin) rendahnya akurasi dalam pengoperan si kulit bundar sehingga cukup menjaringkan satu gol saja. Dan tiga laga kemarin boleh dikata merupakan ujian awal.
Untuk itu I Putu Gede, sang menegerial diminta lebih ekstra keras agar harapan warga Medan menyaksikan tim kesayangannya bisa kembali bertarung di kasta tertinggi Liga Indonesia. Namun yang pasti PSMS Medan itu ‘BISA’, PSMS bukan tim ‘KACANGAN’ dan PSMS Medan punya kemampuan di tangan sang pengatur strategi I PUTU GEDE. Anak Medan menyertaimu dan mendoakanmu supaya tampil lebih apik hingga berjaya di LIGA I INDONESIA. (***)





