Mengenang Sosok Ramli Yatim, Si Pemilik Sundulan Maut

*Dapat Hadiah Lukisan Dari Presiden Soekarno

Pada Pembukaan PON 1953 di Medan Ramli Yatim juga mendapat momen istimewa ketika Presiden Soekarno memberi hadiah lukisan bergambar dirinya. Sebuah bukti bahwa reputasi dan kemampuannya mendapat apresiasi dari pemerintah.

PSMS Vs GAK Graz 27 Juli 1954 Ki-Ka : Kliwon,Ramli Yatim,Buyung Bachrum,Soenarjo,Syamsuddin,Jusuf Siregar,Cornel Siahaan,A.Kadir,M.Rasijd,Idris dan Ramlan Yatim (Cpt). PSMS Medan menang 3-0 dalam pertandingan ini lewat gol yang dicetak Ramli Yatim,Jusuf Siregar dan Djumadi. (dok/Indra Efendi)

Sesudah pensiun sebagai pemain Ramli Yatim melanjutkan karirnya di PSMS Medan sebagai Pelatih. Tangan dinginnya sebagai pelatih sukses membawa PSMS Jr menjuarai Suratin Cup pada 1967. Seusai membawa PSMS Jr menjuarai Suratin Cup Ramli Yatim mendampingi rekannya sesama Legenda PSMS Jusuf Siregar melatih PSMS yang berlaga di putaran Final Kejurnas/Divisi Utama Perserikatan PSSI 1967 di Jakarta. Saat itu 4 anak didik Ramli Yatim di PSMS Jr yaitu Ronny Pasla, Wibisono, Sarman Panggabean dan Tumsila dipromosikan ke Tim PSMS. Perpaduan pemain muda ini dengan pemain - pemain senior antara lain Yuswardi, Zulham Yahya, Sukiman, Ipong Silalahi, Muslim,A.Rahim, Syamsuddin, Sunarto, Aziz Siregar, Zulkarnaen Pasaribu dll ternyata sukses besar menjadikan PSMS menjadi lebih solid hingga akhirnya sukses menjadi Juara Wilayah Barat dan lolos ke Semifinal yang berlangsung di Jakarta.

Dan akhirnya kolaborasi 2 Legenda PSMS ini di kursi kepelatihan membawa PSMS Medan untuk pertama kali menjadi Juara Kejurnas/Divisi Utama Perserikatan PSSI 1967 setelah di Final mengalahkan Persib 2-0 lewat 2 gol yang dicetak oleh A.Rahim dan Zulkarnaen Pasaribu. Sukses ini disambut gembira oleh seluruh skuad dan pengurus PSMS karena mengakhiri dahaga sejak era 50-an dimana PSMS tampil di Final 1954 dan 1957 tapi gagal meraih Juara.

Keberhasilan PSMS ini membuat PSMS Medan mewakili Indonesia di Aga Khan Gold Cup 1967 yang berlangsung di Bangladesh. Dan akhirnya dalam Turnamen ini PSMS sukses menjadi Juara setelah di Final mengalahkan tim tuan rumah Mohammaden 2-0 lewat 2 gol sundulan Tumsila.

Pada 1968 T.D Pardede membentuk klub profesional pertama di Indonesia yaitu Pardedetex yang bertepatan dengan persiapan Timnas ke Kings Cup 1968. Maka didatangkanlah Soetjipto Soentoro, Iswadi Idris, Judo Hadianto, Sinyo Aliandoe, Surya Lesmana, Mulyadi (Persija), Abdul Kadir, Jacob Sihasale (Persebaya), Anwar Udjang (Persika), M.Basri (PSM), Max Timisela dan Dede Rusli (Persib) ditambah anak Medan yaitu Sarman Panggabean dan Sunarto. Skuad inilah yang kemudian melanglang buana ke beberapa negara membawa bendera Pardedetex yang sekaligus promosi dari produk tekstil Pardedetex.

Namun Pardedetex tidak bisa berlaga di Kejurnas PSSI 1969 karena statusnya yang profesional tidak terdaftar sebagai klub PSSI. Maka kemudian Pardedetex ikut berlaga di kompetisi Divisi Utama PSMS. Jadilah kemudian skuad Pardedetex yang berisi bintang nasional ditambah anak Medan Sarman Panggabean, Azis Siregar dan Sunarto bergabung dengan PSMS kecuali Surya Lesmana kembali ke Persija. Skuad Pardedetex ini digabung dengan anak - anak Medan Non Pardedetex yaitu Ronny Pasla, Yuswardi, Tumsila, Zulham Yahya, Ipong Silalahi, Syamsuddin dan dalam momen tertentu ditambah Sukiman dan Nobon menjadi skuad PSMS menghadapi Kejurnas PSSI 1969. Skuad inilah yang sempat disebut sebgai "The Dream Team Indonesia" karena berisi materi - materi pemain terbaik Timnas.

Ramli Yatim kemudian dipercaya oleh PSMS Medan menjadi Pelatih skuad “The Dream Team” ini dengan didampingi oleh E.A Mangindaan sebagai Penasihat Teknis. Skuad ini akhirnya seperti diduga sukses membawa PSMS Medan menjadi Juara Kejurnas /Divisi Utama Perserikatan PSSI 1969. Skuad ini pula yang memperkuat Tim PON SUMUT pada PON 1969 di Jawa Timur dan sukses meraih Medali Emas setelah di Final mengalahkan DKI Jakarta 2-1 dalam duel panas yang sempat berujung perkelahian pemain.

Kesuksesan membawa Sumut meraih Medali Emas PON 1969 ini membuat Ramli Yatim mencatat sejarah sebagai sosok Pesepakbola Indonesia Pertama yang berhasil meraih Medali Emas PON sebagai Pemain dan Pelatih.

Pada 1970 Ramli Yatim bersama E.A Mangindaan membawa skuad “The Dream Team” PSMS ini berlaga di AFC Champions Cup 1970 yang berlangsung di Teheran Iran.Ini merupakan pertama kali klub Indonesia berlaga di AFC Champions Cup.Ramli Yatim sukses membawa anak – anak asuhnya lolos ke Semifinal AFC Champions Cup 1970 ini.

Seusai pensiun menjadi Pelatih, Ramli Yatim kemudian menjalani karir sebagai Wasit Sepakbola baik di Kompetisi PSMS maupun di Kompetisi Nasional. Sebuah karir yang lengkap bagi Ramli Yatim dalam dunia sepakbola karena pernah menjadi pemain, pelatih dan wasit.

Selanjutnya 1 2 3

Baca Juga