
MEDANSPORT.ID – JAKARTA – Kisah sukses superstar Liverpool Mohamed Salah akan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan nasional sekolah demi menginspirasi anak-anak di penjuru Mesir. Salah sempat pernah gagal saat pertama kali berkarrir di Inggris. Tepatnya bersama dengan Chelsea.
Salah kemudian sempat bermain di Italia bersama Fiorentina dan AS Roma. Pada tahun 2017, ia resmi pindah ke Liverpool. Bersama Liverpool, Sala menjelma menjadi salah satu pemain terbaik di duina. Ia juga menjadi bintang timnas Mesir.
Kehadiran Mohamed Salah tak cuma memberikan efek positif bagi Liverpool di dalam lapangan. Ia juga memberikan efek serupa di luar lapangan. Sejak gabung Liverpool, terjadi penurunan angka kejahatan kebencian atau hate crimes. Kejahatan ini berkaitan dengan ras, agama, hingga orientasi seksual.
Jumlahnya menurun hingga 19 persen. Hal tersebut terungkap melalui studi yang dilakukan Universitas Stanford dua tahun lalu. Selain itu, komentar anti muslim khususnya di dunia maya juga menurun drastis. Tak tanggung-tanggung, kasusnya menurun sampai 50 persen!
Mohamed Salah juga sosok yang dikenal sangat murah hati dan dermawan. Ia pernah berbaik hati membelikan bensin pada sejumlah orang yang sedang mengantri di pom bensin di Liverpool. Salah juga pernah memberikan donasi besar untuk membantu kampung halamannya di Gharbia dalam memerangi pandemi Covid-19. Ia mengirimkan bantuan oksigen dan ambulan.
Donasi itu ia salurkan melalui yayasan amalnya. Selain itu, Salah juga membantu membangun sekolah dasar dan menengah di sana. Yayasan itu juga rutin memberikan donasi bulanan pada kaum miskin, utamanya yang berstatus janda, yatim piatu, dan para manula. Ia bahkan juga memberikan bantuan pada para pengungsi asal Suriah.
Sementara itu anak-anak di sekolah menengah, mereka akan belajar tentang tindakan amal Salah. Demikian juga dengan aksinya untuk berkontribusi kembali kepada masyarakat. “Keinginan Salah untuk membantu orang lain adalah karena ia ingin memberi kesempatan kepada anak muda untuk suksesm,” demikian kutipan dari buku untuk untuk para pelajar di sekolah menengah menurut The Times. (nt/The Times)