*PON XX Papua
Dody, Dosen Penyuplai Emas Cabor Lempar Cakram Siap Berjuang Di Papua
MEDANSPORT.ID- MEDAN-- Kenal dunia atletik cabor Lempar Cakram saat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Hingga dilirik pelatih, dan menjadi atlet yang berhasil menyuplai emas bagi Sumut. Menjadi pengantar kisah Hardodi Sihombing.
Kepada Medansport.id, Dody mengawali kisah dirinya mengenal dunia atletik dan berhasil membawa medali emas di sejumlah ajang skala nasional. Bahkan, Dody panggilan akrabnya itu menjadi duta Sumut untuk berjuang pada PON Papua 2020 nanti.
"Saya kenal Atletik sejak 2009, waktu mahasiswa semester 2 di Universitas Negeri Medan (UNIMED). Waktu itu dipantau sama pelatih Sumut, Yoseph Henry Simon Lumy. Dirinya melihat ada bakat pada diri saya dan menempa saya menjadi seorang atlet," kenang Dody.
Alasannya pun saat itu karena Dody memiliki badan yang cukup besar dibandingkan teman sekampusnya. Berkat badan besarnya, yakni tinggi badan 188 cm dan berat badan 115 Kg membuat dirinya berkesempatan berkenalan dengan Lempar Cakram dan mulai bergabung dalam PPLM.
Hanya butuh setahun bagi buah hati M. Sihombing dan Harmi ini untuk menekuni dunia Lempar Cakram. Dirinya pun mulai terjun di sejumlah ajang kejuaraan baik skala nasional maupun skala internasional.
Siapa sangka proses singkatnya membawa suami dari Kris Sawitri ini melahirkan sejumlah prestasi membanggakan. Yakni meraih emas PPLM 2010 Bandung, emas kejuaraan Solo 2011, dan Emas kejuaraan Makassar 2012.
Tak cuma itu, Dody juga berhasil menyumbangkan emas pada Pomnas Batam 2011, Emas Pomnas Jogyakarta 2013, Porwil 2011, 2015, emas 2019 Cibinong Bogor, perak pada Kejurnas 2019, perak POM Asean 2014, dan Finalis Asian Championship Wuhan China 2015.
"Yang paling berkesan itu saat membawa nama Indonesia di Finalis Asian Championship di Wuhan China 2015. Ketika saya merasa paling besar di Indonesia tiba di sana ketemu atlet Olimpiade 6 orang, eh malah aku di ketiak mereka. Semua tingginya di atas 2 meter. Saat itu kaki dan tangan saya terasa bergetar karena melihat grade mereka yang jauh di atas kita. Asli sangat grogi saat itu," ucap ayah seorang putri ini.
Dody yang telah menamatkan kuliah dan kini berprofesi sebagai Dosen ini mengaku lemparannya pada saat di Wuhan menjadi turun jauh.
"Karena nervous tadi, mungkin karena pertama ikut kejuaraan besar dan ketemu sama lawan-lawan Olimpiade," ucapnya
Dari pengalaman itu membuat Dody kian mantab. Tak ingin mengulang kesalahan, Dody mengaku tak lagi canggung saat bertanding dan bertemu dengan negara lainnya.
Baca Juga: Si Anak Tanjung Balai, Pendodos Sawit Menjelma Jadi Atlet Andalan Sumut
Kini misi Dody adalah membawa emas bagi Sumut pada PON Papua nanti. Dody pun tak lupa meminta dukungan dan doa warga Sumut demi mimpinya.
"Harapan saya dapat menyumbangkan emas bagi warga Sumut. Saya juga meminta doa nya agar selalu sehat dan nantinya dapat fokus dan maksimal pada PON nanti," harapnya. (*)