*PON XX Papua
Artetty Nadeak Si Pejuang Emas PON Papua Asal Sumut
MEDANSPORT.ID- MEDAN-- Artetty Nadeak, sikapnya begitu sederhana, namun siapa sangka di balik kesederhanaannya ada semangat besar yang tersimpan dalam raganya.
Ya, semangat membawa medali emas pada perhelatan PON yang rencananya bakal berlangsung pada 2-15 Oktober 2021.
Begitulah penuturan Artetty Nadeak si atlet pencak silat, kala ditemui tim Medansport beberapa waktu lalu. Bagi Tety panggilan akrabnya itu, meraih emas pada PON Papua nanti merupakan misi besar yang coba diraihnya.
Mengingat, wanita yang berasal dari perguruan pencak silat Teratai Suci Indonesia, Kabupaten Samosir ini telah malang melintang di kejuaran daerah , nasional maupun open tournament.
Bahkan, Tety memiliki sederet prestasi membanggakan dalam kepesertaannya dalam beberapa ajang pertandingan yang telah dilakoni.
Antara lain Popdasu 2008 Langkat, Popwil I 2009 Kepri, Kejurnas antar PPLP 2009 Jakarta, Kejurnas antar PPLP 2010 Gorontalo , Kejuaraan Pulau Pinang 2014 di Malaysia, Kejuaraan Pulau Pinang 2017 di Malaysia, Open turnament 2017 di Thailand , Open turnamet 2019 di Medan, dan Kejurnas 2019 di Jakarta.
"Yang paling berkesan itu saat Popnas di Riau. Saya mendapat medali emas. Perjuangan saya menuju final cukup berat kala itu. Pada saat selesai semi final saya cidera engkel kaki sebelah kanan. Saya sudah digendong ke hotel, dan pelatih saya bilang tidak usah main di final. Tapi berkat kerja keras tim masage yang pegang saya satu harian sampe saya tidur, besoknya saya bisa jalan dan 1 hari kemudian saya bilang saya main di final dan Puji Tuhan saya juara 1," kenangnya.
Kisah lain yang tak kalah berkesan yakni pada Kejurnas 2019 Jakarta. Pada saat itu, dirinya mendapat medali perak.
"Perjuangan di semifinal berhadapan dengan Bangka Belitung babak 1 sampai 3 saya kalah poin. Di babak 3 saya berjuang habis-habisan dan membalikkan poin sampai saya cidera engkel kaki sebelah kanan. Dan akhirnya saya masuk ke final," ujarnya.
Masih menurut Tety, kala itu dirinya juga tidak diperbolehkan main di final sama pelatih. Namun Tety tetap memaksa untuk main.
"Untuk sekedar mengetahui cara main lawan saya yang dari Jogyakarta. Saya main tidak maksimal karna kaki sebelah kanan tidak bisa dipakai. Tetapi saya puas. Karena saya masih bisa melakukan serangan yang saya punya," terangnya dengan bangga.
Tety pun tak mau kenangan indah itu berhenti begitu saja. Dirinya masih berkeinginan menambah daftar prestasinya sebelum dirinya memutuskan berhenti.
Ya PON Papua adalah target terakhirnya. Besar harapannya Tety menutup karirnya sebagai atlet dengan persembahan emas.
Di mana PON Papua ini Artetty Nadeak akan bertanding dikelas C putri. Kendati persaingan sangat ketat karena adanya tim Jabar sebagai lawan yang cukup tangguh, namun dengan kekuatan besarnya Tety diharapkan dapat menyumbang emas bagi kontingen Sumatera Utara.
Ditambah lagi pada PON 2016 lalu, Artetty Nadeak hanya mampu menyumbangkan perunggu bagi kontingen Sumut.
"Untuk saat ini keluarga sangat mendukung saya dan berharap ini pertandingan terakhir saya. Mereka juga berharap saya mendapatkan medali emas di PON ini. Harapan saya juga PON ini saya masuk final dan mudah-mudahan saya bisa mendapatkan medali emas," sebut wanita yang berstatus sebagai Tenaga Harian Lepas (THL) di Dispora Samosir itu sembari menegaskan jika dirinya akan kembali ke Samosir selepas dari PON untuk ikut melatih para juniornya. (*)