Kisah Miris Sekum PSMS Di Balik Akun IG

Dari Hujatan Berbau SARA, Tanggapan Miris Keluarga Hingga Memutuskan Ambil Jalur Hukum

MEDANSPORT.ID-MEDAN-- Vakumnya akun Instagram PSMS MEDAN menyisakan sepenggal kisah miris yang harus dialami Sekretaris Umum PSMS Medan, Julius Raja.

Pria yang akrab disapa King ini mengaku heran karena namanya selalu terbawa di setiap permasalahan yang dihadapi tim PSMS Medan. Bahkan, hampir disetiap momen, hujatan selalu menghampirinya.

Kepada medansport.id, Kamis (19/9/2019) sore, King coba mengutarakan isi hatinya yang terbalut kecewa sejak lama. Bagaimana tidak, dari hasil buruk yang dialami PSMS saat berlaga hingga vakumnya akun di media sosial dirinya dianggap sebagai sosok yang paling bertanggung jawab.

Baginya hujatan dan tuntutan untuk mundur dari manajemen yang didengungkan oleh barisan suporter bukanlah satu masalah karena itu merupakan konsekuensi dari jabatan dan amanah yang diemban. Namun, dirinya merasa begitu kecewa ketika hujatan mengandung SARA yang terkesan sangat tendensius ditujukan langsung kepadanya.

"Saya sudah biasa dihujat dan dimaki, tapi saya tidak terima kalau sudah berbau SARA. Saya punya keluarga, tentu malu jika terus dihina seperti itu. Coba kalau mereka dalam posisi saya, bagaimana anak dan istrinya mendengar atau melihat langsung hal yang seperti ini?," ungkapnya.

Alhasil King pun memutuskan untuk melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum.

"Saya sudah laporkan ke Poldasu atas pencemaran nama baik dan hinaan dan hujatan berbau SARA dan saat ini masih dalam proses pihak kepolisan," ungkap King.

Masih menurut King, dirinya juga heran saat semua menghujatnya baik lewat tulisan di spanduk dan media sosial saat PSMS kalah dan meraih hasil buruk di setiap laga. Padahal dalam hal ini bukanlah ranah manajemen.

"PSMS kalah kita yang dicaci dan dimaki. Pelatih dan pemain diganti kita juga yang dicaci. Padahal untuk hal pemain dan pelatih adalah ranah manajer. Harusnya mereka bisa membedakan manajer dan manajemen, semua ada tugas dan tanggungjawabnya masing-masing. Tapi kalau untuk jalannya laga, urusan izin dan lain-lain yang berkaitan dengan PSSI baru masuk dalam ranah manajemen," terangnya.

Dalam kesempatan itu King juga menantang kepada para barisan yang merasa sakit hati dengan dirinya untuk mengajukan diri dan menyatakan siap untuk menggantikan dirinya menjabat sebagai Sekum PSMS Medan. Karena menurut pria yang sejak 1980 an menjadi pengurus PSMS ini, tak ada keuntungan pribadi yang didapat sejak dirinya berkecimpung dalam manajemen.

"Kalau ada yang mau gantikan saya silahkan, ngomong baik-baik ke dewan pembina. Lama-lama saya gak tahan juga seperti ini. Jujur semua hal bahkan harus saya urus sendiri, dari rapat di PSSI, urusan kantor polisi hingga pengadilan terkait kasus logo yang masih dalam proses. Sumpah tak pernah saya meminta gaji di PSMS ini, bahkan sering keluar uang secara pribadi. Jadi kalau dibilang saya makan uang di sini, coba buktikan," tantang King.

Bahkan dirinya juga yang mengurusi masalah stadion Kebun Bunga agar terjaga, begitu juga dengan bangunan termasuk asset.

"Di PSMS hanya 3 orang pegawai sekretariat dan petugas kebersihan yang digaji. Bahkan saya juga punya pengalaman sampai mengurus mayat pemain Maourmada Marco yang mati kena HIV. Saya yang kuburkan dan banyak lagi lah. Semua orang tahu dedikasi saya di PSMS. Kok sekarang ini semua yg salah dituduhkan ke saya," akunya.

Mengenai masalah keuangan PSMS, King mengaku jika semua laporan keuangan masuk dan keluar diaudit oleh akuntan publik dalam hal ini Unaka Puradireja, Suharton. Semua dilakukan secara transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.

Jika dirinya dianggap bobrok oleh berbagai pihak, King semakin heran kenapa dirinya selalu dipercaya menjadi pengurus bahkan sejak era Sarif Siregar pada 1980 an hingga saat ini yang sudah melakukan perombakan manajemen berulang kali.

"Kalau saya bobrok dan kinerjanya buruk, kenapa tetap dipakai dan direkomendasikan untuk mengurus PSMS? Jika saya dianggap kaya karena makan uang di sini, saya pegawai Departemen Keuangan. R.I. Direktorat Jenderal Pajak dan punya beberapa usaha bisnis," ujarnya lantang.

Untuk itu dirinya meminta agar pihak yang ingin menggantikan posisinya untuk tidak sirik karena King mengaku mengurus PSMS murni atas dasar cinta akan klub PSMS tanpa intrik atau dapat jabatan apalagi mengejar proyek.

Di akhir dirinya kembali menegaskan, keraguan publik akan kapasitas dirinya menjabat pengurus sebuah klub sepak bola adalah kesalahan besar.

"Saya S2 masak dibilang gak ngerti ngurus klub profesional. Kan aneh. Dan untuk manajemen kalau mau profesional murni bisa kita ambil pegawai dan ahli di bidangnya. Tapi kan harus di gaji. Dari mana uang nya," tanyanya heran.

Untuk itu dirinya mengaku siap dan membuka pintu selebar-lebarnya jika ada pihak yang belum mengerti agar menanyakan langsung kepadanya.

"Ayo ngomong baik-baik jangan cuma memaki tanpa jelas arahnya," ucap King. (*)