Oleh : Indra Efendi Rangkuti

MEDANSPORT.ID – MEDAN – AFC Champions League Elite adalah kejuaraan antar klub dengan kasta tertinggi di zona Asia yang dikelola oleh AFC.

Turnamen ini sendiri mulai digelar pada tahun 1967 dengan nama Asian Champions Club Tournament

Turnamen ini sendiri rutin diadakan pada periode 1967 – 1971.Pada tahun 1972 turnamen ini dibatalkan akibat mundurnya klub Hongkong Rangers dan klub – klub Arab yang menolak bertanding dengan klub juara Liga Israel Maccabi Netanya.

Turnamen ini sempat vakum pada 1973-1984. Pada 1985 turnamen ini kembali digelar dengan nama AFC Champions Cup.

Pada 2002 AFC Champions Cup beeubah nama menjadi AFC Champions League dan pada 2024 berubah lagi menjadi AFC Champions League Elite.

Abdul Kadir adalah sosok pesepakbola Indonesia yang paling sukses ketika berkiprah di AFC Champions Cup / League. Kesuksesan itu diraihnya sebagai pemain dan pelatih.

Abdul Kadir ketika memperkuat PSMS di Asian Champions Club Tournament 1970

PSMS Medan adalah klub Indonesia pertama yang berlaga di AFC Champions League atau yang dulunya bernama. Asian Champions Club Tournament.

PSMS tampil di Asian Champions Club Tournament 1970 yang digelar pada 1-10 April 1970 di Teheran.

Abdul Kadir yang dijuluki “Si Kancil”adalah salah satu bintang yang memperkuat PSMS saat itu. PSMS Medan berada di Grup B bersama Hapoel Tel Aviv (Israel), West Bengal (India), dan Royal Thai Police (Thailand).

Pada pertandingan pertama yang berlangsung 2 April 1970 PSMS sukses melibas West Bengal 1-0 melalui gol yang dicetak dari titik penalti oleh Abdul Kadir pada menit ke-16. Hal ini membuat Abdul Kadir tercatat sebagai pesepakbola Indonesia pertama yang mencetak go di AFC Champions League.

PSMS di Asian Champions Club Tournament 1970 di Teheran. Abdul Kadir jongkok paling kanan

Pada pertandingan kedua pada 4 April 1970 PSMS juga sukses mengalahkan Royal Thai Police dengan skor 4-0 melalui gol yang dicetak oleh Iswadi Idris pada menit ke 51 dan 60 kemudian kapten PSMS Soetjipto Soentoro pada menit ke-68 dan sang striker Jacob Sihasale pada menit ke-87.

Sayang partai terakhir yang menentukan Juara Grup pada 6 April 1970 PSMS harus takluk 1-3 dari Hapoel Tel Aviv dan gol untuk PSMS sendiri dicetak oleh sang kapten Soetjipto Soentoro. Hasil ini menempatkan PSMS sebagai Runner Up Grup B dan harus melawan tim tuan rumah Taj Teheran.

Di Semifinal yang berlangsung 8 Oktober 1970 ini PSMS tampil “pincang” karena banyak pemain yang absen dan tampil tidak maksimal karena cedera dan sakit. Di Semifinal ini PSMS takluk 0-2 dari Taj Teheran.

Dengan kekuatan yang sudah habis – habisan ini PSMS tampil di perebutan tempat ketiga melawan klub Libanaon Homenetmen pada 10 April 1970.Namun sayang akhirnya PSMS juga harus mengakui keunggulan Homenetmen dengan skor 0-1. Dan hasil ini cukup membanggakan mengingat PSMS bisa membuktikan diri layak bersaing di tingkat Asia.

Taj Teheran sendiri tampil sebagai Juara Asian Champions Club Tournament 1970 setelah di Final menaklukkan Hapoel Tel Aviv dengan skor 2-1.

Pada AFC Champions Cup 1985/1986 Kramayudha Tiga Berlian (KTB) tampil sebagai wakil Indonesia. Saat itu KTB dilatih oleh Abdul Kadir.

Setelah tampil sebagai juara di Zona Asia Tenggara, KTB tampil di putaran Final yang berlangsung di Jeddah. KTB saat itu tergabung di Grup A bersama Al Ahli dan East Bengal FC.

Skuad Kramayudha Tiga Berlian (KTB) di AFC Champions Cup 1985/1986 yang dilatih Abdul Kadir (berdiri paling kiri)

Pada pertandingan pertama yang berlangsung 21 Januari 1986 KTB berhasil menaklukkan East Bengal FC 2-0 lewat gol dari Bambang Nurdiansyah dan Saud Lumbantobing. Namun sayang KTB takluk di laga kedua melawan Al Ahli dengan skor 0-1.

KTB berhasil melaju ke Semifinal menghadapi klub Korsel Daewoo Royals (kini Busan Ipark FC). Di semifinal yang berlangsung 26 Januari 1986 ini KTB takluk 0-3.

Pada laga perebutan tempat ketiga yang berlangsung 28 Januari 1986 skuad asuhan Abdul Kadir ini berhadapan dengan klub Suriah Al Ittihad Aleppo.

Dan di perebutan tempat ketiga ini KTB sukses menaklukkan Al Ittihad Aleppo dengan skor 1-0 lewat gol yang dicetak Saud Lumbantobing.

Daewoo Royals sendiri tampil sebagai Juara setelah di Final menaklukkan Al Ahli dengan skor 3-1.

Itulah kiprah sukses Abdul Kadir. Sebagai pemain sukses membawa PSMS Medan lolos ke Semifinal Asian Champions Club Tournament 1970 dan berada di peringkat ke-4.

Sebagai pelatih sukses membawa KTB lolos ke Semifinal AFC Champions Cup 1985/1986 dan menduduki peringkat ke-3.

Hingga kini belum ada yang mampu mengikuti jejak Abdul Kadir ini.Abdul Kadir wafat pada 4 April 2003 di Jakarta dan prestasinya tercatat dengan “Tinta Emas” di persepakbolaan Indonesia.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan