OLEH: Indra Efendi Rangkuti.

PSMS Medan di Suratin 1967

Rombongan PSMS Jr tiba di Pelabuhan Belawan Medan. Tampak Kiper PSMS Jr Ronny Pasla membawa Piala Suratin.

MEDANSPORT.ID - MEDAN - Keberhasilan PSMS menjuarai Kejurnas/Divisi Utama Perserikatan PSSI untuk pertama kali pada 1967 tidak bisa dilepaskan dari kesuksesan PSMS Medan Jr meraih Juara Suratin Cup 1967.

Skuad PSMS Junior (Jr-red) ini dilatih oleh Legenda PSMS Medan Ramli Yatim. Skuad PSMS Jr ini antara lain diperkuat oleh Ronny Pasla, Wibisono, Sarman Panggabean, Tumsila, Ashoka Linggam, Alfaris, Nobon, Tjitjin Alamsyah (adek dari Kiper PSMS era 60-an Acong), Chaliq Mazlan, Surury dan lainnya.

Skuad ini tampil mantap sejak penyisihan. Pada pertengahan babak penyisihan Wibisono dipromosikan ke Tim Senior PSMS dan sempat tampil sebagai pengganti pada penyisihan Kejurnas PSSI 1967.

Pada bulan April 1967 berlangsung putaran Final Suratin Cup di Stadion Menteng Jakarta. Menurut aturan yang berlaku saat itu ada ketentuan bahwa pemain yang sudah membela tim senior tidak diperbolehkan untuk tampil lagi dalam putaran final dan itulah sebabnya Wibisono tidak ikut lagi di putaran final Piala Suratin ini.

Dalam putaran Final ini PSMS Jr berhasil unjuk gigi sebagai kekuatan utama sepakbola pada masa tersebut. Ramli Yatim berhasil memoles sosok Ronny Pasla, Sarman Panggabean, Wibisono, Tumsila, Nobon dan lainnya sebagai calon bintang masa depan Medan dan Indonesia.

Skuad PSMS Jr di Piala Suratin 1967.

Pada Final yang berlangsung 26 April 1967 PSMS berhadapan dengan tuan rumah yang juga musuh bebuyutannya yaitu Persija. Duel keduanya berlangsung menarik dan saling jual beli serangan. Pada pertengahan babak pertama gelandang PSMS Alfaris dikeluarkan karena dianggap bermain kasar hingga akhirnya PSMS harus bermain dengan 10 pemain.

Namun PSMS tidak gentar dan terbukti mampu menahan Persija 0-0 hingga pertandingan usai dan dilanjutkan perpanjangan waktu 2x15 menit. Ronny Pasla menjadi bintang dalam duel ini dengan aksi gemilangnya di bawah mistar. Karena hari sudah mulai gelap dan Stadion Menteng tidak memiliki penerangan yang layak akhirnya diputuskan PSMS dan Persija menjadi Juara Bersama dan setelah diundi muncullah ketentuan 6 bulan pertama piala diboyong ke Medan dan 6 bulan kedua piala diboyong ke Jakarta.

Keberhasilan skuad PSMS Jr ini disambut meriah oleh masyarakat dan pecinta PSMS baik di Jakarta maupun di Medan.Salah satu sosok yang menyambut gembira keberhasilan ini adalah Jenderal (Pol) Hoegeng. Hoegeng dalam beberapa literatur yang saya baca ketika bertugas di Medan pada pertengahan tahun 50-an dekat dengan PSMS.

Dan kebetulan ketika PSMS Juara 1967 ini Ketua Umum PSMS adalah MH Sinaga yang juga seorang perwira Polri dan pelatih Ramli Yatim juga personil Polri. Seluruh skuad PSMS Jr ini dijamu di kediaman Hoegeng. Waktu dijamu itu ada kejadian unik ketika Hoegeng mengira Sarman Panggabean bersuku Jawa karena umumnya nama Sarman itu beretnis Jawa.

Dan Hoegeng sempat berbahasa Jawa ke Sarman dan Sarman sempat bingung dan kagok sambil malu malu menjawab dengan kata "Inggih" dan ofisial beserta pemain lain sempat senyum melihatnya.

Para pemain PSMS Jr membopong pelatih Ramli Yatim sebagai luapan kegembiraan keberhasilan PSMS Jr menjadi Juara Piala Suratin 1967.

Keberhasilan skuad PSMS Jr ini mendorong pelatih PSMS Yusuf Siregar yang didampingi Ramli Yatim mempromosikan beberapa pemain PSMS Jr ini ke Tim Senior PSMS yang berlaga di Kejurnas/Divisi Utama Perserikatan PSSI 1967 menyusul Wibisono antara lain Ronny Pasla, Tumsila, Sarman Panggabean. Dan dari sinilah dimulai era kejayaan PSMS Medan pada akhir 60-an dan tahun 70-an. (***)

Penulis:

Baca Juga