Suara Bambang Usmanto Eks Pemain PSMS Medan
Stop Liga 2: Ricat, Oh…Ricat!!!

MEDANSPORT.ID - MEDAN - Seperti Terhentak! Begitulah seolah dirasakan mantan pemain PSMS Medan, Bambang Usmanto setelah mendengar Liga 2 diberhentikan. Sedih, pilu, mengejutkan, dan entah apalah namanya, hingga eks kapten klub berjuluk Ayam Kinantan mengirim tulisan ke kru MEDANSPORT.ID.
Lewat pesan Whatsapp pada 5 Maret kemarin, dia sedikit curhat bagaimana hasil akhir perjalanan Liga 2 Indonesia bermuara. "Sangat iba," singkatnya menelaah kemana pemain, official dan pelatih PSMS Medan bakal berlabuh.
Dia pun mengaku terkejut atas keputusan pada acara Sarasehan pada tanggal 4 Maret 2023 yang digelar di Surabaya itu. Kepedihan yang dirasakan Bambang Usmanto mengingat nasib lanjutan para pemain klub kebanggaan warga Medan khususnya dan Sumut pada umumnya.
"Kasihan, pemain, pelatih dan seluruh perangkat tim yang sebagian besar hidupnya bergantung dari hasil kontrak atau gaji mereka dengan klub yang mereka naungi. Sebagian besar, mungkin mereka sudah berkeluarga atau juga menjadi tulang punggung keluarga bagi yang belum berumah tangga," ujarnya dalam tulisan.
Nah, kata dia lagi, kalau pembatalan itu dikarenakan akibat pandemi Covid, mungkin bisa dimaklumi. Tapi kalau karena federasi tidak mampu atau salah mengelola kompetisi dengan baik dan benar, tentu sangat miris mendengarnya.
Salah satu yang merasakan dampak ini adalah punggawa PSMS. Seperti halnya pemain potensi milik Sumatera Utara yakni Ricat Turnip. Pemain kelahiran Simalungun ini sekarang harus membantu orangtuanya kembali untuk menjaga warung jualan sambil sesekali mencari job.
"Ya, sepertinya nngak ada pilihan lain Ricat Turnip selain bermain di Tarkam untuk menambah uang kantongnya," ungkap Bambang. Aku pria jangkung ini lagi, rekam jejak Ricat Turnip selama di PSMS Medan tetap menjadi sorotan. Bambang pun memuji cara bermain Ricat yang begitu melonjak peningkatannya.
"Program (Ricat) anak itu sangat bagus. Dia salah satu aset daerah yang punya peran meloloskan Karo United ke tingkat Nasional Liga 3 dan membawa Laskar Simbisa menjadi juara Nasional. Dan sekaligus pula Karo United tim promosi ke Liga 2 musim lalu," urainya.
Dari situ pula, katanya, PSMS melirik Ricat Turnip hingga meminangkan untuk bergabung. Dalam beberapa kali penampilan yang dilihat langsung Bambang Usmanto melalui siaran televisi, Ricat bermain cukup baik.
Selain punya karakter khas Medan, antusias dan Ricat juga punya fighting spirit yang sangat kuat. "Menurut saya memang sangat layak diberi kesempatan untuk mengikuti seleksi Timnas Sea Games 2023 , usianya juga masih memungkinkan (kelahiran 26.09.2001)," tukasnya.
Soal Ricat Turnip terpilih atau tidak, tambah Bambang Usmanto, itu soal lain. "Yang terpenting Ricat diberi kesempatan untuk seleksi. Apalagi kalau saya lihat dari daftar pemain yang dipanggil untuk mengikuti seleksi Timnas Sea Games 2023, sebanyak 34 pemain yang akan ditangani oleh Coach Indra Syafri itu ada pemain dari Klub Liga 3," sindirnya.
Padahal, menurutnya, kompetisi Liga 3 saja tidak diputar. Sementara PSMS sendiri saat ini sedang memimpin klasemen wilayah Barat. "Makanya saya memandang pemberhentian Liga 2 sangat tidak fair. Masak satu pun dari PSMS tidak ada pemainnya yang diberi kesempatan untuk mengikuti seleksi Timnas Sea Games?" beber laki berperawakan keras ini.
Sebenarnya management PSMS sudah tepat mengusulkan Ricat Turnip untuk mengikutkan seleksi ke Timnas. Tapi sayang masih belum dapat diterima oleh coach Indra Syafri yang menangani Timnas Sea Games 2023.
"Semoga kedepannya siapa pun yang dipercayakan untuk mengelola PSMS harus berani menyampaikan pendapat dengan argumen yang kuat dan tepat dan bisa dipertanggungjawabkan agar pemainnya bisa diberi kesempatan untuk mengikuti seleksi sepanjang kita yakini pemain itu memang layak untuk kita tampilkan," ulas Bambang Usmanto.
Mudah-mudahan, dia berharap PSSI dengan kepengurusan yang baru bisa membawa perubahan ke arah lebih baik lagi dari sebelumnya. Terhentinya kompetisi tentu sangat membawa dampak yang besar buat insan sepak bola nasional dan PSSI.
"Di antaranya banyak yang kehilangan pekerjaannya dan sulitnya mencari pemain yang berkualitas dan punya talenta untuk disumbangkan ke Timnas," akhirinya. (***)
Komentar