*PON Papua 2020

Turun Di Dua Kelas, Pelari Binjai Ini Ingin Harumkan Sumut

MEDANSPORT.ID- MEDAN-- Tak ada yang menyangka, berawal dari enggan mengikuti mata pelajaran yang diisi guru yang terkenal kejam, justru menghantarkan si anak Binjai menjadi pelari andalan Sumut.

Ya, sepintas kisah itu ditorehkan M Kahairuddin Syahputra atau lebih akrab disapa Udin oleh teman-temannya itu. Bagaimana perjalanan lengkap Udin dalam perjuangannya di dunia atletik? berikut pengakuannya kepada Medansport.id belum lama ini.

Lahir dan besar di Binjai, Udin mengaku pertama kali berkecimpung di dunia atletik demi menghindari guru mata pelajaran yang kejam.

Tiga hari memulai pendidikan di SMKN 2 Binjai, kala itu bilang Udin seorang guru olah raga yang bernama pak Dumpang Siregar datang ke kelas mereka.

"Saat itu beliau mengumumkan ke setiap kelas untuk siswa yang ingin ikut lari bisa ke lapangan. Nah, lalu saya mengikuti kegiatan tersebut untuk bisa keluar dari mata pelajaran yang kejam itu dan mulai saat itu saya sering latihan lari," kenangnya.

Secara mengejutkan, Udin yang awalnya tak menyadari akan bakatnya sebagai pelari menjadi yang tercepat di sekolahnya. Saat itu juga dirinya terpilih mengikuti lomba mewakili sekolah.

"Alhamdulillah saya mengikuti kejuaraan O2SN kota provinsi dan nasional, Alhamdulillah juga semuanya dapat juara," ujar buah hati pasangan Abdul halim dan Sumiati itu.

Bakatnya pun tercium pengurus Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Binjai dan mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan bakatnya di bawah binaan PASI hingga berhasil menembus PON Papua sebagai atlet perwakilan Sumut.

Udin yang masih aktif sebagai mahasiswa di kampus Panca Budi ini pun terpaksa menggambil cuti agar dapat memfokuskan diri di tengah latihan yang cukup padat demi persiapan PON Papua yang tinggal menunggu hitungan minggu.

"Nantinya saya akan turun di dua kelas yakni nomor 400 meter gawang dan 110 meter gawang. Untuk persiapannya saya terus berlatih tanpa mengenal lelah demi mimpi membawa nama harum Sumut di kancah nasional," harapnya.

Keinginan Udin tentu sejalan dengan prestasi yang pernah ditorehkannya. Berawal 2017 saat berhasil meraih juara ll O2SN tingkat nasional berlanjut 2018 dengan meraih juara ketiga kejurnas 110 meter gawang junior.

Selain itu Udin juga menjadi yang terbaik pada 2019 saat menjuarai kelas 110 meter gawang dan juara di 400 meter gawang. Tak cuma itu, raihan prestasi lain didapat saat mengikuti estafet 4X1 Porprov dan meraih juara l.

"Pada 2019 juara l 400 meter gawang, serta Juara lll 110 meter gawang Porwilsu Bengkulu sekaligus seleksi PON 2020 dan saya lolos seleksinya. Walau PON ditunda 2021 tapi gak sadar udah hitungan Minggu dan Insya Allah saya berharap ingin pulang membawa mendali untuk Sumut," ucapnya dengan penuh keyakinan.

Di balik kesuksesan yang telah diraihnya, ternyata ada kesan yang begitu mendalam dan sulit untuk dilupakan Udin. Yakni saat mengikuti Kejurnas Jakarta.

"Pas saat itu saya sedang berulang tahun. Di situ pula saya juara, prestasi itu seakan jadi kado istimewa buat saya. Yang berkesan lainnya saat pertandingan Porwil Sumatra di Bengkulu dan juara sekaligus lolos limit PON," ujar pria penyuka Rendang dan Jengkol ini.

Kini, demi mimpi Udin mengharumkan Sumut dan Binjai sebagai kota kelahirannya, dirinya mengaku terus mempersiapkan diri dengan melatih daya tahan speed dan powernya.

"Harapan keluarga saya pasti bisa dan membawa mendali pas saat saya pulang nanti. Alhamdulillah pelatih selalu memberi semangat kepada saya dan beliau yakin saya pasti bisa," ujarnya mengakhiri. (*)