Sang Maestro PSMS Medan H Bachtiar Djafar Tutup Usia
MEDANSPORT.ID – MEDAN – Sang maestro PSMS Medan, H Bachtiar Djafar tutup usia. Mantan Ketua Umum PSMS Medan periode 1993 – 2001, H Bachtiar Djafar meninggalkan banyak kenangan bagi PSMS.
Tidak heran bila, suasana haru tidak hanya menyelimuti keluarga, tetapi juga insan olah raga, terlebih PSMS Medan. Berbagai penziarah hadir di rumah duka Komplek Griya Riatur Indah Blok F No 37 Jalan Amir Hamzah, Kelurahan Helvetia Timur, Kecamatan Medan Helvetia, Selasa (3/8/2021).
Almarhum yang juga mantan Walikota Medan periode 1990 – 2000 ini, merupakan Walikota pertama yang menjabat ketua umum PSMS. Beliau saat menjabat Ketua Umum, dikenal apik meramu PSMS Medan di masanya. Pengamat olah raga Sumatera Utara, Indra Efendi Rangkuti tidak menepis hal tersebut. Katanya kepada medansport, siang tadi, di tangan dingin almarhum, nama PSMS meroket drastis.
Pada laga perserikatan terakhir musim 1993/1994 PSMS mampu lolos ke putaran 8 besar di Stadion Utama Senayan Jakarta. “Tim waktu itu diperkuat Iwan Karo Karo, Suriadi, Suharto AD, Andreas Edwin Daud, Abdul Rahman dan Ramli Lubis. Jadi pada laga perserikatan terakhir itu, di bawah komando beliau, PSMS berlaga di 8 besar,” jelasnya.
Tidak hanya itu, pada era sepakbola profesional Liga Indonesia, PSMS juga mampu menduduki posisi papan tengah. “Untuk menunjang performa PSMS, beliau berani membawa Saphou Lassy. Stiker asal Gabon Afrika dan gelandang energik asal gabon Alain Mambenda. Masuknya Saphou Lassy ini semakin membawa PSMS ke papan atas pada Divisi Utama Liga Indonesia 1997/1998.
Bahkan waktu itu sebahagian kalangan memprediksi PSMS akan menjadi pemenang. Namun sayang liga di hentikan karena krisis moneter dan huru hara 1998,” jelas Indra.
Pada Liga Indonesia 1998/1999 akhirnya PSMS mampu berlaga di putaran final Liga Indonesia yang berlaga di Stadion Utama Senayan Jakarta. Pada waktu itu PSMS diperkuat 3 bintang asal Kamerun seperti Jean Michel Babouaken, Oum Luc Junior dan Bako Sadissou serta didukung bintang – bintang lokal seperti Edwin Daud, Sahari Gultom, M.Affan, Slamet Riyadi, Rusdianto, Lilik Suheri dan lainnya. Sayang langkah PSMS terhenti di Semifinal setelah kalah dari Persebaya dalam drama adu penalti.
Ditangan Sang Maestro Kesejahteraan Pemain Terjamin
Dikalangan pemain dan pengamat, mantan ketua PSMS yang juga tokoh melayu ini juga terkenal ulet mengembangkan PSMS. Termasuk memikirkan kesejahteraan pemain. Dimasanya, para pemain di jamin kesejahteraannya. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan memasukkan para pemain ke perusahaan daerah.
“Dijamannya lah para pemain PSMS itu sejahtera. Karena para pemain di masukkan sebagai pegawai di berbagai perusahaan daerah dan nasional,” jelasnya.
Kepiawaian alhmarhum tidak hanya berlaku soal meracik para pemain. Kelihainnya mengait sponsor juga diakui. Di kepemimpinannya, jelas Indra, tidak ada terdengar kabar PSMS kekurangan dana.
“Jadi benar benar maestro almarhum ini,” tegasnya. (*)