
Catatan Indra Efendi Rangkuti
MEDANSPORT.ID- DOKUMENTER— Pada tahun 1968 dalam rangka persiapan Kings’ Cup 1968 di Bangkok,Timnas Indonesia melaksanakan Training Centre (TC) di Medan.TC di Medan ini sendiri disebabkan kondisi keuangan PSSI yang sulit pada masa itu dan pada saat itu T.D Pardede bersedia untuk mendanai TC dan Keberangkatan Timnas ke King’s Cup 1968 di Bangkok.
Timnas sendiri pada waktu itu dimanajeri oleh tokoh sepakbola Sumut dan Indonesia yang juga sahabat baik T.D Pardede yaitu Kamaruddin Panggabean.
Timnas sendiri pada waktu itu diperkuat oleh Judo Hadianto, Soetjipto Soentoro, Mulyadi, Surya Lesmana, Iswadi Idris, Sinyo Aliandoe, Abdul Kadir, Jacob Sihasale, Waskito, M.Basri, Anwar Ujang, Max Timisela dan bintang – bintang PSMS Medan yang baru menjadi Juara Kejurnas/Divisi Utama Perserikatan PSSI 1967 Ronny Pasla,Yuswardi, Sunarto, Achmadsyah “Ipong” Silalahi, Tumsila dan Zulham Yahya. Dan akhirnya Timnas Indonesia sukses menjadi Juara di King’s Cup 1968 ini setelah di final mengalahkan Myanmar/Burma dengan skor 1-0 lewat gol yang dicetak sang Kapten Soetjipto Soentoro.
Usai King’s Cup 1968 ini para pemain Timnas ini dikontrak secara profesional oleh T.D Pardede di klub miliknya yaitu Pardedetex. Para pemain yang dikontrak itu antara lain Soetjipto Soentoro, Sinyo Aliandoe, Iswadi Idris, Judo Hadianto, Muliyadi (Persija), M.Basri (PSM), Abdul Kadir, Jacob Sihasale (Persebaya), Anwar Ujang (Persika), Max Timisela (Persib) ditambah ada 3 bintang PSMS Medan yaitu Sarman Panggabean, Sunarto dan Aziz Siregar.
Karena waktu itu Pardedetex walau mengontrak pemain secara professional tetapi dalam kompetisi bernaung di Kelas Utama/Divisi Utama PSMS sehingga otomatis untuk skuad Pardedetex tersebut memperkuat PSMS di Kejurnas/Divisi Utama Perserikatan PSSI 1969.
Dikontraknya pemain – pemain Timnas ini di Pardedetex juga adalah bagian dari persiapan Timnas menghadapi turnamen dan laga Internasional sepanjang 1969 -1970 dimana TC dan Keberangkatan Timnas sepenuhnya didanai oleh T.D Pardede.
Pardedetex sendiri selain berkompetisi di PSMS juga melakukan tur ke luar negeri sebagai bagian dari persiapan Timnas. Skuad Pardedetex ini memperkuat PSMS ditambah dan didukung oleh anak Medan Non Pardedetex antara lain, Ronny Pasla,Yuswardi, Tumsila, Zulham Yahya, Ipong Silalahi, Syamsuddin dan dalam momen tertentu ditambah Sukiman dan Nobon.
Skuad ini dilatih oleh Ramli Yatim dan E A Mangindaan. Skuad inilah yang sukses membawa PSMS Medan Juara Kejurnas PSSI 1969 pada 6 Juli 1969 dengan rekor gol yang mengerikan dalam putaran Final yang diikuti oleh 7 tim yaitu memasukkan 29 gol dan hanya kemasukan 2 gol serta tak terkalahkan.
7 Tim yang berlaga di putaran Final Kejurnas PSSI ini adalah PSMS Medan, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, Persib Bandung, PSKB Binjai dan Persipura Jayapura. Kesuksesan ini membuat PSMS Medan untuk kedua kalinya menjuarai Kejurnas PSSI setelah sebalumnya sukses menjadi Juara Kejurnas PSSI pada 1967.
Pada bulan September 1969 skuad PSMS yang sukses menjadi Juara Kejurnas PSSI ini membela panji Sumatera Utara (Sumut) di PON VII yang berlangsung di Surabaya. Dalam PON ini skuad Sumut yang diasuh Ramli Yatim dan EA Mangindaan ini sukses tampil gemilang dan membawa Sumut Meraih Medali Emas setelah dalam Final yang diwarnai baku hantam antar pemain mengalahkan DKI Jakarta 2-1 lewat gol yang dicetak oleh Iswadi Idris dan Soetjipto Soentoro. Ini merupakan Medali Emas ketiga bagi Sumut di cabang sepakbola PON setelah sebelumnya sukses meraih Emas pada PON 1953 dan 1957.
Pada PON 1969 ini Soetjipto Soentoro menjadi top skor dengan 16 gol dan memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang seniornya bintang PSMS dan Sumut Yusuf Siregar pada PON 1953 dengan 15 gol. Rekor Tjipto ini sendiri masih bertahan dan belum terpecahkan. Ramli Yatim juga sukses menjadi sosok pertama yang sukses meraih Medali Emas PON sebagai Pemain dan Pelatih. Sebagai pemain Ramli Yatim sukses meraih Emas pada PON 1953 dan 1957. (BERSAMBUNG…)