Catatan: Indra Efendi Rangkuti #Part II

MENGENANG ERA KEEMASAN PSMS MEDAN

Pelatih PSMS dan para pemain mendapat kalungan bunga setibanya di Bandara Polonia Medan usai membawa PSMS Juara Kejurnas PSSI 1967 sila. (dokumentasi Buku Petunjuk Kompetisi PSSI)

Disambut Pangdam II/BB Mayjend TNI Sarwo Edhie Wibowo

MEDANSPORT.ID- DOKUMENTER--Ketika tiba di bandara Polonia Medan rombongan PSMS Medan disambut dengan penuh sukacita oleh Pangdam II/Bukit Barisan Mayjend TNI Sarwo Edhie Wibowo. Sarwo Edhie Wibowo menyebut keberhasilan PSMS Medan menjadi Juara ini adalah hadiah yang sangat berarti bagi masyarakat Medan dan Sumatera Utara. Di luar bandara euforia bahagia publik sepakbola Medan begitu bergelora menyambut para pemain dan ofisial PSMS Medan. Para Pemain kemudian dibawa menuju Gedung PSMS di Jl.Veteran Medan untuk kemudian diarak dengan pawai.

Pemain PSMS diarak mulai dari Gedung PSMS di Jl.Veteran hingga ke Balaikota Medan dengan membawa Trofi Kejurnas PSSI dan Suratin yang diraih beberapa bulan sebelumnya. Sambutan luar biasa dari publik yang berbaris dan mengelu - elukan rombongan PSMS Medan sepanjang jalan yang dilewati sewaktu pawai menambah kemeriahan suasana masa itu.

Rombongan PSMS Medan tiba di Balaikota Medan dan disambut dengan penuh kegembiraan oleh Gubernur Sumut Marah Halim Harahahap dan Walikota Medan Sjoerkani. Pada kesempatan itu Walikota Medan memberikan penghargaan "Warga Utama Medan" kepada seluruh pemain dan ofisial PSMS Medan.

Keberhasilan PSMS ini membuat PSMS Medan mewakili Indonesia di Aga Khan Gold Cup 1967 yang berlangsung di Bangladesh. Dan akhirnya dalam Turnamen ini PSMS sukses menjadi Juara setelah di Final mengalahkan tim tuan rumah Mohammaden 2-0 lewat 2 gol sundulan Tumsila. Ketika pulang ke Medan rombongan disambut oleh Pangdam II/Bukit Barisan Mayjend Sarwo Edhie Wibowo dan disinilah Sarwo Edhie memberi julukan "Kepala Emas" kepada Tumsila karena kemampuannya yang mumpuni dalam mencetak gol lewat sundulan kepala dan sejak itu julukan "Kepala Emas" melekat pada diri Tumsila baik di PSMS maupun Timnas.Itulah masa ketika 1967 PSMS menjadi "Raja" Sepakbola Indonesia. (*)